Selasa, 24 Maret 2020

BELAJAR DI RUMAH


Bidang Study : Seni Budaya
Kelas : VIII

Kompetensi Dasar:
Memahami penerapan pola lantai dan unsur pendukung gerak tari tradisional

Materi Ringkas:

PENERAPAN POLA LANTAI PADA GERAK TARI

Tari tradisional sudah ada seiring dengan sejarah perkembangan tari itu sendiri. Kita dapat belajar dan mengamati dari sejarah perkembangan tari di Indonesia yang telah diwariskan para seniman tari sebagai hasil karya daya cipta yaitu tari tradisional.
Tari tradisional tidak bisa terlepas dari pola kehidupan sosial budaya masyarakat daerah setempat. Oleh karena itu, dalam setiap daerah mempunyai tari tradisional yang berbeda-beda. Keberagaman tari tradisional tersebut mempunyai keunikan sendiri. Oleh karena itu, bentuk-bentuk tari di setiap daerah harus terus menerus dipelihara, dilestarikan atau ditradisikan sebagai suatu warisan budaya.


Unsur Pendukung Tari Tradisional

 Pola Lantai Tari Tradisional
Pola lantai adalah pola atau garis yang dilewati oleh para penari untuk melakukan perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain saat pertunjukan. Jika kita perhatikan, seorang penari sering mengambil langkah ke arah depan, belakang, kanan, kiri atau gerakan memutar.
Apabila dari gerakan tersebut dibuat sebuah garis imajiner, maka akan membentuk yang namanya pola lantai seni tari. Jadi secara sederhana, ia semacam pola yang dihasilkan oleh para penari ketika sedang melakukan gerakan tarinya.

Jenis Pola Lantai Tari

Pada dasarnya, hanya ada 2 macam pola garis yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus memiliki makna tentang kekuatan dan kesederhanaan. Sementara garis lengkung memberikan makna kelembutan dan lemah gemulai.
Namun dari 2 pola dasar tersebut dapat dikembangkan kembali menjadi beberapa pola lainnya. Contohhnya garis lurus menjadi horizontal, vertikal dan diagonal. Sementara garis lengkung bisa membentuk pola lingkaran, angka 8 dll.
1. Pola Lantai Vertikal

Merupakan sebuah pola dimana para penari akan membentuk garis vertikal dari arah depan hingga belakang. Banyak digunakan pada berbagai tari-tari klasik dan tradisional. Pola ini cenderung memperlihatkan kesan kuat dan sederhana. Beberapa contoh tarian yang menggunaka pola lantai vertikal adalah tari Serimpi (Jateng), tari Yospan (Papua), tari Pasambahan (Sumbar).

2. Pola Lantai Horizontal

Ini merupakan kebalikan dari pola lantai vertikal. Dimana para penari akan membentuk garis lurus memanjang dari arah kanan ke kiri atau sebaliknya. Mungkin kalian pernah melihat beberapa tarian menggunakan pola ini. Contohnya seperti tari Saman (Aceh), tari Indang (Sumbar).

3. Pola Lantai Diagonal

Pola lantai diagonal akan membuat para penari membentuk garis secara menyudut baik ke arah kanan ataupun kiri. Pola ini berusaha untuk memberikan kesan kuat serta dinamis. Beberapa contoh tari yang menggunakan pola lantai diagonal seperti tari Pendet (Bali), tari Sekapur Sirih (Jambi).

4. Pola Lantai Melengkung

Seperti namanya, dalam pola ini para penari akan membentuk sebuah garis lengkung. Contoh variasinya sendiri cukup beragam, ada yang membentuk seperti huruf u atau n, lingkaran ataupun angka 8. Pola ini akan memberikan kesan kelembutan dan lemah gemulai. Contoh tarian yang menggunakan pola ini seperti tari Piring (Sumbar), tari Randai (Sumbar), tari Ma’badong (Sulsel).


Pola lantai pada tari tradisional Indonesia pada prinsipnya hampir sama yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis lengkung termasuk pola lingkaran dan garis lurus biasa membuat segi empat, segitiga, atau berjajar. Pola lantai dapat juga dilakukan dengan cara kombinasi antara garis lurus dan garis lengkung. Kombinasi ini dilakukan agar gerak tampak lebih dinamis.
Pola lantai tari Saman dari Aceh menggunakan garis lurus. Para penari duduk lurus di lantai selama menari. Pola lantai tari Saman merupakan salah satu ciri yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Pola lantai tari Bedaya baik di Keraton Surakarta maupun Yogyakarta banyak menggunakan pola-pola garis lurus. Garis lurus pada tarian Saman atau Bedaya merupakan Simbolisasi pada hubungan vertical dengan Tuhan dan horizontal dengan lingkungan sekitar. Tari Kecak selain unik dari segi gerak juga unik dari segi pola lantai. Kecak lebih banyak menggunakan pola lantai melingkar atau lengkung dan tidak menggunakan pola lantai garis lurus. Hal ini memiliki kesamaan dengan pola lantai tari Randai dari Sumatra Barat.

 Tata Rias dan Busana Tari Tradisional
Tata rias dan tata busana pada tari tradisional memiliki fungsi penting. Ada dua fungsi tata rias dan tata busana pada tari tradisional yaitu; 1) sebagai pembentuk karakter atau watak; dan 2) sebagai pembentuk tokoh.
Pembentukan karakter atau watak dan tokoh dapat dilihat pada tata rias wajah yang digunakan dan juga busana yang dipakai. Karakter pemarah, jahat, dan sejenisnya biasanya menggunakan tata rias warna merah yang dominan. Demikian juga pada busana. Busana warna dominan yang digunakan secara visual menunjukkan bahwa penari memerankan tokoh jahat. Tokoh raksasa pada epos Ramayana misalnya, digambarkan dengan riasan wajah yang merah menyala dengan bagian mulut penuh taring. Tata busana yang digunakan dengan menggunakan rambut gimbal panjang dan menyeramkan. Karakter tokoh baik pada epos Ramayana biasanya menggunakan riasan cantik seperti riasan pada Pregiwa sebagai istri Gatot Kaca. Tata rias dan tata busana tampak cantik dan bersahaja. Tata rias dan busana juga dapat menunjukkan tokoh lucu. Epos Ramayana ditunjukkan pada tata rias dan busana Punakawan yaitu Semar, Petruk, Bagong, dan Gareng.
Tata rias dan busana pada tari tradisional tidak hanya bersumber pada epos Ramayana tetapi jugatarian lepas yaitu tarian yang tidak berhubungan dengan cerita Ramayana. Tokoh dan karakter dapat dijumpai juga pada tari tentang fauna seperti Tari Merak. Tata rias pada tari Merak yang digunakan memperlihatkan seekor burung Merak yang indah. Tata busana yang digunakan merupakan perwujudan dengan sayap dan tutup kepala sebagai ciri khas yang menunjukkan perwujudan burung Merak. Ada juga tata rias dan tata busana lain yang menunjukakan perwujudan dari objek tari seperti tari Kijang dari Jawa Tengah, tari Burung Enggang dari Kalimantan, tari Cendrawasih dari Bali, tari Kukilo dari Jawa Tengah.

 Properti Tari Tradisional
Properti merupakan salah satu unsur pendukung dalam tari. Ada tari yang menggunakan properti tetapi ada juga tidak menggunakan. Properti yang digunakan ada yang menjadi nama tarian tersebut. Contoh tari Payung menggunakan payung, tari Piring menggunakan piring sebagai properti. Kedua tarian ini berasal dari Sumatra Barat. Tari Lawung dari keraton Yogyakarta menggunakan Lawung (tombak) sebagai properti tarinya.
Ada juga tarian yang menggunakan properti tetapi tidak digunakan sebagai nama tarian. Contoh tari Pakarena menggunakan Kipas, tari Merak menggunakan Selendang, tari Serimpi dari Yogyakarta atau Surakarta ada yang menggunakan Kipas, Keris atau properti lain. Ini hanya beberapa contoh properti yang digunakan dalam tarian tradisional, masih banyak tari dari daerah lain yang menggunakan properti sebagai pendukung. Tari Nelayan, tari Tani menggunakan tudung kepala dan hampir semua jenis tarian perang menggunakan tameng dan senjata perang lain seperti keris. Ada juga tarian yang menggunakan properti kukusan yaitu tempat untuk membuat tupeng terbuat dari anyaman bambu yang digunakan sebagai kurungan dalam tari Lengger gaya Banyumasan.

 Tata Iringan Tari Tradisional
Musik merupakan bahasa universal. Melalui musik orang dapat mengekspresikan perasaan. Musik tersusun atas kata, nada, dan melodi. Semua terangkum menjadi satu. Bahasa musik dapat dipahami lintas budaya, agama, suku, ras, dan juga kelas sosial. Melalui musik segala jenis perbedaan dapat disatukan. Musik sebagai iringan tari dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu iringan internal dan eksternal.
Iringan internal memiliki arti iringan tersebut dilakukan sekaligus oleh penari. Contoh iringan internal antara lain pada tari Saman. Penari manyanyi sebagai iringan sambil melakukan gerak. Iringan internal juga dijumpai pada tari daerah Papua penari membunyikan tifa sebagai iringan gerakan.
Iringan eksternal memiliki arti iringan yang berasal dari luar penari. Iringan ini dapat berupa iringan dengan menggunakan alat musik yang dimainkan atau pemusik atau yang berasal dari tape recoder.
Jenis tari tradisional di Indonesia lebih banyak menggunakan iringan eksternal daripada iringan internal. Musik iringan tari memiliki fungsi antara lain: 1) sebagai iringan gerakan; 2) ilustrasi; 3) membangun suasana.
Musik iringan tari sebagai iringan gerakan memiliki arti bahwa ritme musik sesuai dengan ritme gerakan tidak sama. Musik dapat ditabuh secara menghentak tetapi gerakan yang dilakukan dapat mengalir dan mengalun. Sedangkan musik iringan sebagai membangun suasana sering dilakukan pada tarian yang memiliki desain dramatik agar suasana yang ditampilkan sesuai dengan tujuan cerita.

Sumber:


https://www.mastekno.com/id/pola-lantai-tari/
Seni Budaya untuk MTs/SMP Kelas VIII. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017.


Untuk menambah pemahaman dan wawasan tentang pola lantai, tonton video dalam link berikut!

https://www.youtube.com/watch?v=5f8-gGKSTZI

https://www.youtube.com/watch?v=2Y-GIu5stvM


TUGAS II
Bacalah dengan teliti ringkasan materi di atas kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! (Jawaban ditulis di buku tulis Seni Budaya)
1. Apa yang dimaksud dengan pola lantai dalam seni tari?
2. Jelaskan jenis-jenis pola lantai!
3. Tulislah masing-masing 5 (lima) contoh tari tradisional Indonesia yang menggunakan pola garis lurus dan garis lengkung!
4. Jelaskan 2 (dua) fungsi tata rias dan tata busana pada tari tradisional
5. Properti merupakan salah satu unsur pendukung dalam tari. Ada tari yang menggunakan properti tetapi ada juga tidak menggunakan. Tulislah 5 contoh tari tradisional Indonesia yang menggunakan properti!
6. Dalam seni tari, dikenal iringan musik internal dan eksternal. Jelaskan perbedaan keduanya!
7. Jelaskan 3 fungsi iringan musik dalam tari!


**Selamat menikmati belajar di rumah, tetap jaga kesehatan! Jangan lupa ibadah! Jaga Iman, jaga Imun**

Rabu, 29 November 2017

Zaman Berubah, Tantangan Bertambah

Zaman Berubah, Tantangan Bertambah
Oleh: Syahruni Syam


Jika ditanya tentang cita-cita ketika kita masih kecil, sebagian besar akan menjawab profesi-profesi yang seragamnya bagus seperti tentara, polisi, dokter, perawat, atau guru. Jawaban beragam mungkin akan kita temui pada anak-anak yang ingin menjadi seperti orang tuanya yang berprofesi sebagai pengusaha, pengacara, atau mungkin konsultan. Saya berbeda. Saat masih duduk di bangku SD, ketika saya sudah mengerti tentang cita-cita (waktu itu sekitar kelas V SD) saya tidak akan latah dengan jawaban teman-teman yang sebagian besar menyatakan ingin menjadi dokter atau guru. Cita-cita masa kecil saya selalu ditertawakan oleh orang yang mendengarnya karena memang terkesan agak (sebenarnya sangat) mustahil . Saya ingin menjadi astronot. :D
Bermula dari buku-buku tentang tata surya dan alam semesta yang saya baca di perpustakaan sekolah. Tentang keindahan benda-benda langit, alam semesta, konstalasi bintang-bintang dan semua yang berhubungan dengan alam semesta. Serta pembelajaran Tata Surya dalam Mata Pelajaran IPA di Kelas VI. Ditambah lagi, hampir setiap malam, ketika langit cerah saya sering duduk di teras rumah bersama Bapak. Almarhum Bapak dulu memberitahukan nama-nama rasi bintang dalam “bahasa petani”. Menurut beliau rasi bintang tertentu menjadi pertanda dimulainya masa tanam, rasi bintang yang lain menunjukkan datangnya masa panen, dan masih banyak lagi ‘pertanda langit’ yang beliau jelaskan dan kaitannya dengan kehidupan manusia. Hal ini menambah ketertarikan saya mempelajari alam semesta.
Lalu, seiring dengan perputaran waktu. Ketika otak sudah lebih rasional berpikir. lebih realistis memandang hidup dan kehidupan, kukubur jauh-jauh cita-cita ‘aneh’ menjadi astronot itu. Angan-angan terbang ke bulan atau tamasya ke bintang kuhapus dalam ingatan. Kecintaan pada tata surya dan teman-temannya kutuangkan dalam aksi mengamati langit, memandang bintang, mencocokkan rasi bintang di langit dengan gambar rasi bintang di buku. Dan bersama teman yang juga punya hobi sama, berdiskusi sampai berdebat tentang model rasi bintang di langit.
Ah. Lupakan soal astronot itu. Mari kembali ke dunia nyata! (seolah-olah dunia astronot adalah dunia maya :D ). Di dunia nyata profesi yang sangat kukagumi adalah guru. Saya diajaran di tempat mengaji, di TK/TPA, tentang keutamaan orang yang membagikan ilmunya. Bahwa ilmu beberapa kalipun dibagikan, pemiliknya tidak akan kehilangan, bahkan semakin mantap dan terasah. Berbeda dengan harta benda yang secara kasat mata jika diberikan kepada orang lain maka kepemilikannya akan berpindah tangan. Tak hanya pelajaran di TK/TPA, realita kehidupan juga mengajarkan bahwa sosok Guru adalah pahlawan yang layak dikagumi. Lihatlah mereka! Dari tangan-tangan hebatnya, berbagai profesi lain muncul. Presiden, dokter, insinyur, perawat, bahkan astronot serta profesi-profesi hebat lainnya takkan muncul jika mereka, para pemegang profesi itu, tidak pernah diajar oleh guru.
Melihat sosok-sosok guru yang begitu disegani, keinginan untuk menjadi Guru mulai muncul. Meski kala itu saya tidak begitu yakin mampu mewujudkannya, mengingat kondisi lingkungan kami yang remaja-remaja lulusan SMA-nya biasanya langsung menikah atau bekerja begitu menamatkan pendidikan di bangku SMA. Yang melanjutkan kuliah biasanya hanya yang orang tuanya tergolong kaya saja.
Dari sudut pandang siswa pada saat itu, saya berpikir bahwa profesi guru cukup mudah dilakukan. Guru memegang kuasa atas siswa. Guru mengajar, memberi tugas, dan memberi nilai. Siswa belajar, mengerjakan tugas, dan mendapat nilai. Siswa salah, guru menghukum (tentu dengan tujuan mendidik). Orang tua mendukung penuh keputusan guru. Bahkan jika dihukum dan melapor orang tua, sebagian besar orang tua biasanya malah menambahkan hukuman ke anak. Saya ingat wejangan orang tua saya ketika awal-awal masuk SD, begini kira-kira kata beliau “kalau gurumu menghukum dan kamu pulang melapor, awas! Hukumannya saya tambah.”
Cita-cita guru yang awalnya hanya numpang lewat. hanya menjadi ucapan di mulut ketika ditanya tentang cta-cita, akhirnya benar-benar kuperjuangkan begitu ada lampu hijau dari orang tua untuk lanjut kuliah. Menyelesaikan kuliah dengan susah payah. Mengikuti perkuliahan dengan sungguh-sungguh, mengerjakan tugas, berbaur dengan teman-teman di kampus, ikut aktif di organisasi kampus, dan tak lupa berburu beasiswa untuk meringakan beban orang tua membiayai kuliah. Perjuangan masa-masa kuliah itu berujung pada yudisium di Ahad sore 19 Februari 2012, ketika gelar Sarjana Pendidikan S.Pd. disematkan di belakang namaku. Syahruni Syam, S.Pd. Sebuah tonggak sejarah yang mengawali babak baru dalam hidupku. Sebuah akhir dari masa belajar di bangku kuliah, sekaligus awal dari perjuangan baru yang lebih berat, masa pengabdian di dunia nyata sebagai guru, pendidik anak bangsa.
Berbicara tentang salah satu peran guru, yaitu mengajar. Jauh sebelum menyelesaikan kuliah, saya pernah beberapa kali mengajar di lembaga pendidikan/sekolah formal. Pengalaman pertama adalah ketika mengajar anak Taman Kanak-Kanak yang kala itu gurunya pulang kampung. Saya bersama beberapa rekan diminta secara bergiliran mengajar di TK tersebut. Saya mengajar kurang lebih 2 minggu dan saya sampai pada sebuah kesimpulan: “saya tidak cocok mengajar anak TK”, bagaimana tidak? Kelemahlembutan dan kesabaran yang biasanya dimiliki oleh guru TK sama sekali jauh dari karakter saya.
Pengalaman mengajar di sekolah formal selanjutnya saya peroleh ketika mengikuti Bakti Ilmiah Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Matematika di Desa Cendana Putih, Palopo, Sulawesi Selatan pada Maret 2008. Salah satu program Bakti Ilmiah tersebut adalah mengajar di sekolah-sekolah di sekitar pusat lokasi kegiatan. Kami dibagi beberapa kelompok dan kelompok saya di tempatkan di SD yang terletak di pelosok dengan siswa-siswa imut-imut menggemaskan. Saya bersama 2 orang teman ditugaskan mengajar di kelas I. Siswa-siswanya berasal dari suku dan agama berbeda karena daerah tersebut adalah daerah tujuan transmigrasi.
Mengajar kelas I SD tak jauh berbeda dengan mengajar TK karena perbedaan usia mereka juga tak jauh berbeda. Mereka aktif bergerak (tanda anak-anak normal), ribut, dan tentu saja berusaha mencari perhatian. Saya cukup menikmati mengajar siswa kelas I SD dibanding anak TK. Yang menarik adalah (maaf) beberapa siswa yang entah bagaimana tampil sangat lusuh ke sekolah, pakaian seperti tak terurus dan (maaf lagi) hidung mereka beringus, mungkin musim flu karena waktu itu masih sering turun hujan, dan baju mereka kotor sepertinya bekas dipakai melap ingus. Lebih uniknya lagi, ketika siswa pulang, tradisi yang berlaku di semua sekolah adalah siswa bersalaman dan mencium tangan untuk berpamitan kepada guru. Saya berdiri di dekat pintu kelas menyambut tangan-tangan mungil mereka. Ketika sampai pada siswa yang beringus kupandang mereka sambil tersenyum, dan kusambut uluran tangannya. Memantapkan hati. Bersalaman dan siswa mencium tangan. Terasa agak aneh di punggung tanganku, ingus melengket. Tapi berusaha tak kupedulikan, toh bisa dicuci nanti. Alhamdlulillah, saya termasuk tipe orang yang tidak gampang jijik. Masih tetap tersenyum ketika berpesan ke mereka yang flu : “besok bawa saputangan ya! Supaya bajunya tidak kotor!”. Padahal sebenarnya tersirat pesan “supaya tangan gurunya tidak kena ingus”. Hehhehh.
Mereka berpamitan, tersenyum dan berkata “besok datang lagi ya Bu Guru!”. Ada yang tidak langsung pulang, tetapi tetap tinggal di sekolah mengobrol dengan kami. Mereka menanyakan lokasi posko dan bertanya apakah diizinkan mengunjungi kami di posko. Dengan mantap kami menjawab, “Tentu saja boleh, tapi harus minta izin ke orang tua”
Sore hari mereka benar-benar datang mengunjungi kami di posko, rumah penduduk tempat kami menginap. Mereka membawa rambutan dan durian (daerah tersebut adalah daerah yang terkenal sebagai penghasil rambutan dan durian). Yang datang bukan hanya siswa dari sekolah kami, tetapi teman-teman yang mengajar di sekolah lain pun mendapat kunjungan dari siswa-siswanya masing-masing. Kunjungan siswa ini memberi kesan mendalam betapa indahnya jadi guru. Disayangi dan diperhatikan.
Tahun selanjutnya, Maret 2009. HMJ Pendidikan Matematika kembali mengadakan Bakti Ilmiah. Kali ini bertempat di Kab. Mamuju, Sulawesi Barat. Lokasinya juga daerah tujuan transmigrasi. Kondisi daerah berbukit dan susah sinyal. Mandi pun di sumur milik warga di dekat kebun salak. Betul-betul perjuangan. Lokasi posko dan tempat mengajar cukup jauh, ditambah jalan menanjak dan menurun. Latihan ketahanan kaki berlangsung selama masa Bakti Ilmiah itu. Menyusuri jalan-jalan desa dengan berjalan kaki. Untuk mendapat sinyalpun harus naik ke daerah yang lebih tinggi sambil mengangkat HP di atas kepala.
Dalam bakti ilmiah kali ini, saya mendapat tugas mengajar pagi di SMP dan mengajar les sore di SD. Kondis siswa beragam. Minat belajar matematika mereka cukup besar. Trik-trik dan permainan matematika diajarkan pada siswa SMP dan SD kelas atas (IV, V, VI) agar mereka semakin semangat dan tidak bosan. Sama seperti tahun sebelumnya waktu Bakti Ilmiah, pulang mengajar, kami mendapat kunjungan dari siswa.
Maret 2010, kembali saya mengikuti kegiatan Bakti Ilmiah. Berlokasi di Belawa Kab Wajo, Sulawesi Selatan. Berbeda dengan lokasi bakti ilmiah 2 tahun sbelumnya, kali ini lokasinya cukup “bersahabat”. Sinyal bagus, jalanan beraspal, angkutan umum tersedia. Tempat tugas mengajar kali ini di dua SMP, SMP Muhammadiyah dan SMP Negeri 1 Belawa. Pagi mengajar matematika di kelas, siang mengajar les, sore dikunjungi siswa di posko. Kegiatan sore biasanya diisi dengan acara makan mangga di bawah pohon mangga di pekarangan SD di dekat posko kami. Keakraban terjalin. Ditambah lagi, kami tidak hanya bertemu di dunia nyata, tetapi juga berteman di facebook. Tahun 2010, perkembangan internet dan media sosial sudah semakin pesat. Hingga kini, komunikasi dengan beberapa siswa yang pernah saya ajar di Belawa 6 tahun silam masih terjalin.
Pengalaman menjadi guru dalam bakti Ilmiah yang biasanya berlangsung hanya 3 sampai 4 hari setiap periode bakti Ilmiah benar-benar kunikmati. Peran sebagai guru begitu berarti. Pengalaman bertambah dan mendapat lebih banyak teman dari kalangan siswa.
Praktek Pengamalan Lapangan (PPL) yang kujalani pada September – Nopember 2010 menambah daftar “praktek” mengajar dalam sejarah mengajarku. Ditempatkan di salah satu sekolah favorit di kota kabupaten tempat tinggalku, saya ditugaskan mengajar di kelas XI IPS 3 yang konon katanya merupakan kelas paling ‘wah’ untuk tingkatan kelas XI. Tantangan mengajar mulai terasa. Siswa-siswa yang saya hadapi berbeda dengan siswa-siswa pada masa bakti ilmiah. Mereka lebih cerewet dan sepertinya lebih sulit diatur. Penghargaan mereka kepada mahasiswa yang praktik mengajar di sekolahnya sepertinya kurang. Dalam pembelajaran, ada yang kadang-kadang seenaknya minta izin keluar dan tak kembali sampai jam pelajaran berakhir. Ditambah lagi kewajiban membuat perangkat pembelajaran (RPP) sebelum mengajar menambah panjang daftar “penderitaan”.
Jadwal mengajar kala itu 3 kali seminggu. Awalnya berusaha kunikmati dengan kondisi kelas yang berusaha kubuat senyaman mungkin untuk berlangsungnya proses PBM, berjuang merebut hati siswa dan membuat mereka menyukai matematika. Usaha saya membuahkan hasil. Ada yang mulai terbuka bercerita tentang kebiasaannya meninggalkan kelas saat PBM berlangsung karena tidak nyaman dengan kondisi kelas atau sedang ada masalah keluarga. Ada yang bercerita tentang keinginannya mengenakan hijab ke sekolah, tetapi hatinya belum mantap. Kesempatan ini kugunakan untuk menjelaskan kepadanya tentang keutamaan hijab yang kuketahui serta hubungannya dengan kemantapan hati. Alhamdulillah sebelum masa PPL berakhir, siswa tersebut telah mengenakan hijab ke sekolah.
Mengajar anak SMA sangat berbeda dengan mengajar bocah-bocah SD dan SMP ketika masa Bakti Ilmiah. Kondisi lingkungan yang berbeda juga berpengaruh. Anak-anak yang tinggal di daerah terpencil cenderung memberikan penghargaan yang lebih tinggi kepada mahasiswa pengganti guru mereka dibandingkan dengan anak-anak yang tinggal di kota besar. Hal ini juga sepertinya terjadi pada orang tua mereka. Pada masa PPL kami di sekolah favorit tersebut, ada orang tua siswa yang mengajukan protes ke pihak sekolah karena tak terima anaknya diajar oleh guru-guru PPL (mahasiswa yang parktik mengajar). Pada masa itu, dalam waktu bersamaan tiga universitas terkenal di Makassar menemptakan mahasiswanya PPL di sekolah tersebut, sehingga hampir semua kelas diajar oleh mahasiswa yang praktik mengajar.
Lepas masa PPL, pengalaman praktik mengajar kembali kudapat dalam program P2K (Pemantapan Profesi Keguruan) pada April – Juni 2011. Sebuah program pengganti KKN. Saya bersama beberapa teman ditempatkan di salah satu SMP di kota Sungguminasa yang lokasinya tidak jauh dengan tempat PPL saya. Kondisi siswa dan pengalaman mengajar tak jauh berbeda dengan masa PPL. Siswanya juga gemar curhat. Ada yang bercerita tentang sahabatnya, keluarganya, bahkan pertengkarannya dengan pacarnya. Peran sebagai guru benar-benar multifungsi. Tak hanya mengajar, tetapi juga harus siap menjadi pendengar setia cerita dan keluh kesah siswa, serta memberikan solusi atas permasalahan mereka.
Pengalaman mengajar yang sebenarnya, (tak lagi menjadi wakil/pengganti guru di kelas) benar-benar kurasakan ketika untuk pertama kalinya saya diterima menjadi guru matematika di SD dan MTs pada 11 Juli 2011. Waktu itu saya masih berstatus mahasiswa tingkat akhir, dalam kesibukan menyusun proposal penelitian. Tanggung jawab penuh atas siswa. Membuat perangkat pembelajaran, melaksananakn tugas mengajar dan mendidik siswa, serta berbaur dengan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah. Tantangannya benar-benar terasa. Siswa SD yang saya ajar hampir 50 % berasal dari panti asuhan. Mereka berasal dari 3 panti asuhan berbeda. Buku-buku pelajarannya (maaf) tidak teratur. Aturan guru untuk memisahkan buku catatan dan buku tugas tak diindahkan. Bahkan ada yang bukunya mengikuti slogan salah satu TV swasta di Indonesia “Satu untuk semua”. Ketika ditegur, kadang-kadang mereka hanya tersenyum malu-malu dan menjawab “belum dibelikan sama Ibu Panti, Bu”. Ketika Pengurus pantinya diundang ke sekolah untuk membicarakan masalah anak-anak asuhnya pun, mereka jarang sekali hadir.
Saya dikejutkan pada sebuah kejadian di suatu pagi ketika saya mengajar matematika di kelas V. Ketika menjelaskan materi pelajaran, seorang Ibu nyelonong masuk kelas dan berteriak kepada salah satu siswa di kelas. Saya yang tidak mengerti masalah langsung kaget. Ibu itu berteriak tanpa spasi mencecar siswa yang dari pembicaraannya saya menangkap siswa tersebut berselisish dengan anaknya. Saya mencoba menjelasakan kepada Ibu itu untuk bersabar dan membicarakan masalah ini secara baik-baik dengan wali kelasnya. Tetapi saya sepertinya tak dipedulikan. Agar tidak memperpanjang masalah, saya melaporkan kejadian tersebut kepada wali kelasnya. Dalam hati saya sedikit tersinggung dengan kelakuan Ibu tadi. Bagaimana mungkin, orang tua yang katanya berpendidikan, lulusan S1, masuk kelas tanpa permisi kepada guru yang mengajar. Saya membandingkan dengan masa sekolah dulu. Jika kami berselisih dengan teman di sekolah dan ada yang melapor ke orang tua, dengan bijak orang tua malah berkata :”kalau masalah di sekolah laporkan ke guru”.
Kejadian yang hampir sama terjadi beberapa bulan kemudian. Kala itu, salah satu siswa kelas VI dihukum oleh wali kelasnya berdiri di depan kelas di bawah terik matahari pagi karena tidak mengerjakan PR. Ibunya yang pada saat itu kebetulan menjemput adik sang siswa melihat kejadian tersebut dan merasa keberatan. Tanpa ba bi bu, ibu siswa tersebut yang juga merupakan salah satu guru di MTs mendatangi wali kelas anaknya dan melontarkan kata-kata pedas yang menurut saya tidak layak diterima oleh guru.
Miris. Jika membandingkan bagaimana guru diperlakukan di masa lalu dengan masa kini, sungguh sangat berbeda. Guru kami dulu begitu dihormati dan disegani. Tidak ada ceritanya orang tua siswa yang datang ke sekolah mengata-ngatai guru karena menghukum anaknya. Mungkin ada, tapi hanya 1 dari sekian kemungkinan. Zaman sekarang, siswa sepertinya memang punya mental ‘pengadu”. Dan parahnya lagi sebagian orang tua, biasanya menanggapi aduan anaknya dengan mendatangi guru di sekolah untuk “menuntut balas’.
Beberapa kasus belakangan ini yang menambah suram sejarah pendidikan dan cerita guru adalah maraknya kasus orang tua melaporkan guru ke polisi karena hukuman yang diberikan guru ke siswa dengan maksud mendidik. Ada lagi kasus orang tua yang mendatangi guru anaknya, bermaksud menuntut balas, hanya karena anaknya yang berambut gondrong dicukur. Parahnya lagi, orang tua yang melakukan aksi-aksi tersebut adalah mereka yang sebenarnya punya pendidikan tinggi yang diharapkan mampu bersikap rasional dalam menghadapi permasalahn anaknya.
Peran guru yang begitu mulia sepertinya tak lagi begitu dihargai. Guru kadang dihadapkan pada pilihan sulit. Keinginan untuk mendisiplinkan anak dengan hukuman yang mendidik tetapi dibayangi oleh rasa takut mendapat tanggapan negatif dari orang tua siswa. Hal ini yang kadang membuatt sebagian guru menjadi cuek terhadap proses pendidikan dan perkembangan siswa.
Meski demikian, meski tantangan dunia pendidikan semakin beragam, meski peran sebagai guru semakin tak memiliki arti di mata masyarakat, meski peran kita kadang disepelekan, disalah-salahkan untuk sesuatu yang sebenarnya bukan kesalahan kita sebagai pendidik, tetaplah bangga dengan profesi mulia yang kita jalani. Peran kita mendidik anak bangsa di dunia ini mungkin mendapat imbalan tak seberapa, apalagi yang berstatus honorer, gajian hari ini besok tinggal kenangan (Abu, Uang Panai: 2016). Tapi ingat janji Allah. Ilmu yang kita wariskan kepada anak didik, nasihat-nasihat pengantar dalam pembelajaran, selagi masih dimanfaatkan oleh mereka tetap akan bernilai pahala bagi kita. Insya Allah. Selalu lah yakini hadits Nabi

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Semoga profesi kita sebagai guru, tugas kita mendidik anak bangsa mendapat balasan indah dari Allah SWT.

Senin, 25 April 2016

Aku dan Bapakku



Senin, 04 April 2016 pukul 08.30 (kira-kira) menjadi salah satu hari yang mengubah hidupku. Hari dimana Bapak berpulang ke rahmatullah, diambil kembali oleh pemiliknya.  Ruang ICU RSUD Syekh Yusuf pagi itu jadi saksi, tempat terakhir Bapak menghembuskan nafasnya, setelah 4 malam berbaring di sana dalam pengawasan dan perawatan dokter serta keluarga. 
Bapak jatuh di ruang tamu empat hari sebelumnya, Kamis, 31 April 2016, saat hendak menuju masjid untuk sholat maghrib, setengah jam setelah jatuh, Bapak dilarikan ke RS. UGD, ditangani dokter dan dikirim ke ICU, 4 malam di sana, dikunjungi keluarga, kerabat, sahabat, dan lain-lain. Dan setelah 4 malam terbaring di sana, Allah memanggilnya kembali. 

Malam ini, saya tidak akan bercerita tentang kematian Bapak dulu, tidak tentang kehilangan kami sebagai keluarga terdekatnya. Tetapi, di jelang tengah malam ini, saya ingin membagikan sekeping kenangan saya bersama Bapak, sekitar setahun lalu

******


Berawal dari kisahku hari ini,, Rabu 04022015,, kusadari bnyak hal


Plang skolah, ke parkiran ambil mtor,,  starter pake kaki (alhmdulillah brhasil),, siap2 melaju, ditgur siswwa ,'Bu, ky' kmpes ban mtorta bgian blakang' ,, smbil lirik ban blakang trsenyum mnjawab,, 'biarmi deh, ringan ja,,' next mlaju diiringi triakan siswa 'hati2 Bu' ,,
'Iyee'

Beberpa mter dri pagar skolah trpikir ban motor yg kta mreka ky' kmpes,, niat ngecek tp jalanan tak mulus,, blm lg banjir skitaran pos ronda,, nantipi deh di jln yg bgus,, smpai prtigaan blok kiri, jlanx sdh mlus brhnti sjenak niat mau cek ban,, DAN mesin mati (panik tp tenang) membatin 'matimi nd bisama starterki,,' (pnyakitx ni mtor slit dstater klo msinx msih panas),, tp taak apalah dicoba,, bismillah startr skali,, gagal,, dua kali,, gagal,, tiga kali,, msih gagal,, smpai brkali2 tak brhasil,,,
Ok cari bantuan...

Tapi jalanan sepi,, kurang org lewat,, tumben, pdahal biasax bxk anak skolah atw pnduduk yg lwat.. Ada yg lwat satu dua org tp anak2 prmpuan n kakek2,, tdk tegalah mnta tlong kakek2..  Dua tiga menit tak nampak tnda2 prtolongan,, hrus mnelpon mnta tlg. abi, bapak, atau tata? Abi n tata krja, yg pling mngkn ada d rmah hx Bapak.. Pkl 14:14 trpaksa tlpon Bapakku tersayang..

Panik mnjlskan kondisi,, msin mati,nd bsa starter, nd ada org lwat..
Bapak tx posisi,, kujwab msih dkat skolah, skitaran  kuburan,,
Tlpon terputus..

Ya,, ditlpon lagi memastikan "Bapaaakk?' Nada memelas
Jwab beliau 'iya, tayamma',, tp klau ada org lwat mnta tlong bantu starterkan'
Sprtix di ujung tlpon sana Bapak sdh brgegas cri kunci motorx,,

Tinggal menunggu d bwah pohon smbil main HP (ky' org tolo2 mnunggu sndiri d bwh pohon,, ksian saya),, brharap ada org lewat yg bsa dmntai tolong,, bebrpa  menit berlalu,, ada yg lwat naik mtor,, (masa' kupanggilki?)
Bbrpa menit brlalu lagi (liat jam,, manamaki Bapak?),, lwt lg bebrpa org ada jga anak skolah (Sakinah dan Reski ky'x ) brtx 'siapa ditunggu Bu?' , trsenyum kujawab 'Bapakku',, mereka trtwa entah prcaya sy bnar2 menunggu Bapak atw bgmana...

14:24,, coba starter lagi deh,, bismillah,, DAN laagiii tak brhasil (cape' deeh),, lnjut duduk tindis2 hp smbl menunggu prtolongan dtang.. Skali2 mnengok ke arah tikungan dkt kuburan, brharap Bapak trsayang muncul dr arah itu,,
Bxkmi yg lwat naik mtor tp nd ada yg liatka, masa' kuteriaki??  (t4ku mnunggu agak trsembunyi ky'x),, memang sih dlu klo plang skolah sore, biasa liat siswa mnunggu di sna tnggu pcarx jmput (smpat brpkir jga knapa itu siswa nd mnunggu pnjmputx d skolah saja?? Malah cape'2 jlan ratusan meter menunggu d prtigaan dkt kuburan)
Itu tak penting skrang,, mondar mandir dkt motor lgi sesekali mncoba starter tp gagal lagi,,

Smpai akhirx dari arah smadas muncul rombngan siswi naaik motor, brhnti bebrapa mter dri mtor ku,, (nd tau knp ini ank2 brhenti d prtigaan),, mnyusul d blakangx Zulfadel,, finally ada laki2, bs mnta tlong :)
'Knapaki Bu?' Tnyanya
'Bisa mnta tlong nak? Tlong starterkan dulu' smbil nunjuk motor,,
Bergegas fadel trun dr motorx mnju mtorku,, mncoba starter (bismillah,, smga brhasil),, dicoba skali, gagal,, dua kali,, masih,, tiga kaali smpai beberpa kali dan alhamdulillah brhasil (mesin motor menderu)
'Terima ksih bxk nak,' seruku 'sudahmi lgi kutlpon Bapakku'
Beberpa detik kmudian, hampir bersamaaan dgn deru motor saat Fadel brhsil starter,,  Bapak datang,, alhamdulillah.. (Kasian Bapak dtg jauh2 :( )
Say thanks lg ke Fadel dan sy plang dikawal Bapak,,

#terima ksih bxk Zulfadel,, smga diblas oleh Allah
#terima kasih bxk Bapak, kusayangki..

Prjalanan pulang,, lirik spion,, Bapak tpat di blakangku,, bnar2 mngawal..
Terharu,, Bapak hebatku, Bapak tersayang,,  selalu adaa..
Nd khawatirja pake mtor yg nd brfungsi starter tnganx, mski sy kdang tak brhsil starter kaki,, pikirku klau ksulitan kan bsa mnta tlong org d skitr, klau tak ada yg bsa mmbantu kan tnggal tlpon org rmah (pemikiran yg prlu direvisi,, sngat merepotkan dan bgmna klau org d rmah brhalangan hingga tak bsa dtg)? Untung tdi tdk hujan..

Bapak,, Betapa sy benar2 menyusahkan,, bkan hx hri ini tp sjak dulu.. Masa2 kuliah, ketika bxk tman2 yg diantar jmput pacar, sy tak prnah galau tak px pacar,, sy px Bapak yg siap sedia antar jemput.. Sy kuliah, Bapak turut ke kampus,, mengantar smpai d smpng/dpan klas tmpat kuliah, cium tangan, minta uang jajan, trus blaang ke Bapak plang jam skian atau blang sbnttar kalau mauma plang kutlponki (klau jam plang blm jelas),, Bapak siap sedia jmput d sg minasa (biasax klau plang sy nebeng tman smpai sungguminasa atau naik pete2, djmput Bapak dkt lampu merah)..

Merepotkanx anakta Bapak..

Pernah suatu malam wktu msih kuliah,, siap2 plang stelah seharian d kampus, kami yg diantr jmput Bapak blang 'jangki dlu bubar, kutlpon dlu Bapakku mnta jmput',, seorng tman dr jurusan lain spontan bilang "menyusahkanmu itu jd anak, mauko lg dijemput,, msih cape' itu Bapakmu urus pkrjaanx seharian, bru mau lagi mnjmput d kampus"
Tepat sasaran,, yaa, btul skali,, psti cape',, dan seingatku Bapak tak prnah mengeluh, walau sekali beliau tak prnah terdngar mngeluh soal antar jempt itu,,,
Masih tringat pla suatu hri d semester 8,, kuliah yg hx skali seminggu (mata kuliah AIK VIII),, hari Ahad pagi k kampus di antar Bapak,, krna buru2 ke kampus mau mnghaadap ketua jurusan sblm msuk kuliah , absen kelas ketinggalan d rmah.. Krna takut knapa2 (dimarahi dosen dsb) sy mnlpon ke rmah mnta tlong mama' bwakn absen ke kampus, Bapak yg bru plang mngntar sy k kmpus tnpa mengeluh hrus k kmpus lagi ngantar absen bersma mama.. Kalau diingat2 betapa seringx sy merepotkan org tua untk hal2 sprti itu.. Sprti kjadian hari prtama ujian final semestr 2, hari itu Selasa, 5 Agustus 2008, kartu ujian ktinggalan d rmah dan baru sdar beberapa menit sblm ujian dmulai,, panik pasti, dan  klau plang pasti trlambat ikut final.. Jalan yg trpikir adalah tlpon Mama' atau Bapak,, dan org tuaku yg hebat itu mngantar krtas slembar brwrna hijau tiket masuk ujian itu k kampus,, ke gedung F lantai 4..

Betapa seringx sy menyusahkan org tua,, bkan hx saat kuliah, tp jga  masa2 sblum itu dan sesudahnya,, dan sbg anak  hal hebat apa  yg tlah saya brikan/lakukan untk org tua ku?? Hx menambah masalah dan jd beban mereka.. Hebatx lgi, mereka tak mengeluh..
Mama' Bapak,, I love you,,

Mngkin bagi org lain d luar sana Bapak dan Mama' kami hx org biasa,, tapi bagi kami anak2x, Bapak dan Mama' adalah org yg sngat hebat.. Trima ksih Bapak dan Mama' atas cinta tanpa syarat untk kami,, kusayang ki.. Mohon maaf blum bisa melakukan hal berarti yg bisa membuat kalian bangga..  

Ya Allah,, bimbing dan tuntun hamba agar bisa membahagiakan kedua orng tua yg hebat itu,, jauhkan hamba dari jalan yg tdk Engkau ridhoi agar org tua kami tak merasa menyesal membesrkan dan mendidik kami..

Allahummaghfirlii waliwalidayya warhamhuma kama robbayani shoghiroo.. Aamiin,

Ya Allah mohon bahagiakan org tuaku,, sehatkan mereka,, dan kelak tmpatkan mereka di surgaMu.. Aamiin


#dan skali lagi untk hari ini trima ksih Zulfadel n smw yg memudahkan hidupku hri ini,,, terima kasih Bapak Mama'


(Sy post ini tnpa mksud lain,, hx untk mngingatkn diri sndiri dan tmn2 btapa hebatx orang tua kita)
   *********


Allahummaghfirlahu warhamhu wafihi wa'fuanhu.. aamiin yaa robbal alamiin

Sabtu, 01 November 2014

Kemampuan Berinovasi..



Inovasi adalah suatu proses mengubah peluang menjadi gagasan atau ide-ide yang dapat dijual. Terkadang, inovasi bisa saja muncul dari ide-ide yang sepele dan sepintas lalu.
Inovasi yang berhasil adalah inovasi yang sederhana dan terarah/fokus dan dapat diterapkan. Kreativitas merupakan bahan bakunya dan inovasi merupakan hasil komersialnya. Jadi sesuatu yang baru belum tentu inovatif, jika yang dihasilkan itu tidak merupakan sesuatu yang lebih baik. Inovasi dalam bisnis yang menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas adalah hasil dari tindakan seorang wirausaha yang bersedia memikul resiko. Inovatif-inovatif yang berhasil adalah yang sederhana dan terfokuskan. Inovatif produk dan pelayanannya harus terarah secara spesifik, jelas, dan memiliki desain yang dapat diterapkan.

Salah satu karakter yang sangat penting dari wirausahawan adalah kemampuannya berinovasi. Tanpa adanya inovasi perusahaan tidak akan dapat bertahan lama. Hal ini disebabkan kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggan berbah-ubah. Pelanggan tidak selamanya akan mengkonsumsi produk yang sama. Pelanggan akan mencari produk lain dari perusahaan lain yang dirasakan dapat memuaskan kebutuha mereka. Untuk itulah diperlukan adanya inovasi terus menerus jika perusahaan akan berlangsung lebih lanjut dan tetap berdiri dengan usahanya.
Inovasi adalah sesuatu yang dapat saja berkenan dengan barang, jasa atau ide yang dirasakan baru oleh seseorang. Meskipun ide tersebut telah lama ada tetapi ini dapat dikatakan suatu inovasi bagi orang yang baru melihat atau merasakannya. (Kotler, 1996).
Perusahaan dapat melakukan inovasi dalam bidang;
1. Inovasi produk (barang, jasa, ide dan tempat)
2. Inovasi manajemen (proses kerja, proses produksi, keuangan, pemasaran, dll)

Drucker (1985) mengatakan bahwa dalam melakukan inovasi perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Sesuatu yang harus dilakukan
a. Menganalisi peluang
b. Apa yang harus dilakukan untuk memuaskan peluang
c. Sederhana dan terarah
d. Dimulai dari yang kecil
e. Kepemimpinan
2. Sesuatu yang tidak harus dilakukan
a. mencoba untuk menjadi yang pandai
b. mencoba ingin mengerjakan sesuatu yang banyak
c. mencoba inovasi untuk masa yang akan dating
3. Kondisi
a. Memerlukan ilmu pengetahuan
b. Membangun keunggulannya sendiri
c. Inovasi adalah efek dari ekonomi dan masyarakat

Inovasi dapat bersumber dari adanya peluang-peluang sebagai berikut;
1. Penelitian dan Pengembangan
2. Keberhasilan/kegagalan
3. Penolakan pelanggan
4. Kebutuhan, keinginan, dan daya beli masyarakat
5. Persaingan
6. Perubahan demografi
7. Perubahan selera
8. IPTEK baru

Sumber inovasi menurut Drucker (1995) adalah sebagai berikut:
a. Tidak diperkirakan (the unexpected) Sukses yang tidak diperkirakan
Kegagalan yang tidak diperkirakan
b. Ketidaksesuaian (incongruities)
c. Proses kebutuhan (process need)
d. Struktur pasar dan industri (industry and market struktures)
e. Demografi (demographics)

Ada beberapa hal yang harus dijadikan dasar untuk meningkatkan kemampuan inovatif produk dan pelayanannya, adalah sebagai berikut :
1. Berorientasi kepada tindakan untuk berinovatif
2. Buatlah produk dengan penuh inovatif dengan proses secara sederhana dan dapat dipahami serta dikerjakan
3. Mulailah membuat produk dengan inovatif yang terkecil
4. Menentukan tujuan dalam berinovatif
5. Menjalankan uji coba dan merevisinya
6. Mulailah belajar berinovasi dari pengalaman
7. Mengikuti jadwal yang sudah ditentukan di dalam berinovatif
8. Menghargai karyawan yang memiliki gagasan inovatif
9. Mempunyai keyakinan dan kerja-kerja dengan penuh inovatif dan resiko
Dengan adanya inovatif merupakan salah satu sangat penting didalam proses produksi dan pelayanan. Sedangkan kemampuan inovatif seorang wirausaha merupakan proses mengubah peluang suatu gagasan dan ide-ide yang dapat dijual. Oleh karena itu jika seorang wirausaha ingin sukses di dalam usahanya, ia harus membuat produk-produknya dengan inovasi-inovasi

 Menerapkan Kemampuan Inovatif
Dalam proses penerapan kemampuan, menurut Kuratko, ada 4 jenis inovasi, yaitu:
1. Invensi ( penemuan baru )
2. Ekstensi (pengembangan dari yang sudah ada sebelumnya )
3. Duplikasi (penggandaan, memperbanyakproduk yang sudah ada dan terkenal )
4. Sintesis ( penggabungan atau mengkombinasikan konsep dan formula yang sudah ada menjadi formula yang baru )
Faktor-faktor yang mendukung untuk tercapainya keberhasilan penerapan kemampuan inovatif menurut JAMES BRIAN QUINN, diantaranya :
a. Iklim, inovasi dan visi
b. Orientasi pasar
c. Organisasi yang tetap datar dan kecil
d. Proses belajar interaktif

 Fase Pembuatan Inovasi Proses
a. Pengamatan dan penyidikan terhadap lingkungan
b. Pilihan terhadap adanya pemicu terhadap inovasi
c. Adanya opsi sumber daya dan penciptaan melalui riset
d. Penetapan inovasi lahir dari gagasan-gagasan atau ide-ide

 Prinsip Inovasi
Inovasi yang efektif adalah inovasi yang sederhana dan fokusnya melakukan atau membuat satu hal. Yang diperlukan inovatif adalah kerja keras yang terfokus dan dan bertujuan.

 Sumber Inovatif
Ada beberapa hal yang menjadi sumber penerapan kemampuan berinovatif (Howell dan Heggins, 1990), yaitu :
a. Kejadian yang tidak diharapkan
b. Ketidak harmonisan
c. Proses sesuai dengan kebutuhan
d. Perubahan pada industri dan pasar
e. Perubahan demografi
f. Perubahan persepsi
g. Konsep pengetahuan dasar

 Tipe-tioe inovasi
a. Inovasi produk ; Hasil dari organisasi perusaha
b. Inovasi administrasi ; inovasi yang terkait dengan manajemen
c. Inovasi proses : upaya untuk menghasilkan produk dan pelayanan yang lebih baik
d. Inovasi teknik : inovasi yang terkait langsung dengan produksi produk

 Tahap-tahap inovatif
a. Penciptaan inovatif adalah kreasi gagasan dan pemecahan masalah bagi produk atau solusi produk
b. Adopsi inovatif adalah akuisisi atau implementasi inovatif, dari sumber-sumber :
1. Peristiwa-peristiwa yang diharapkan
2. Adanya kegagalan
3. Adanya keganjilan
4. Perubahan demografi
5. Pengetahuan baru

Sumber:




http://kwukls10smk.blogspot.com/2011/10/materi-kwu-kelas-x-sepuluh.html
http://wirausahasmk.blogspot.com/2011/02/kemampuan-berpikir-inovatif.html
http://www.entrepreneurmuda.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2128:konsep-dasar-inovasi&catid=68:product-innovation&Itemid=60

Rabu, 30 April 2014

Cara Memasukan File Excel, Word, Powerpoint ke dalam Blog

CARA MEMASUKKAN FILE EXCEL KE DALAM BLOG

Langkah 1 : upload file ke google docs.
  1. Silahkan login ke http://docs.google.com dengan account gmail anda.
  2. Klik tab Upload yang berada di sebelah kiri atas layar monitor anda.
  3. Klik tombol browse… di bawah tulisan Browse your computer to select a file to upload:
  4. Masukan file yang ingin anda upload (word, excel, power point).
  5. Klik tombol Upload File yang ada di sebelah bawahnya.
  6. Tunggu beberapa saat sampai file anda terupload semuanya (tergantung dari besarnya file           serta kecepatan koneksi anda).
  7. Jika sudah ter_upload, anda bisa mengeditnya jika mau.
  8. Klik tab publish yang ada di sebelah kanan atas layar monitor anda, maka akan keluar tulisan “Thisdocument is not yet published”.
  9. Klik tombol publish now yang ada di bawahnya.
  10. Jika sudah selesai, lihat kembali ke bagian bawahnya!
  11. Klik link bertuliskan More publishing options.
  12. Setelah keluar window pop up, klik menu drop down di sebelah tulisan File format kemudian pilihHTML to embed a webpage.
  13. Klik tombol Generate URL.
  14. Copy kode HTMl yang di berikan, lalu paste pada notepad atau text editor lainnya.
  15. Silahkan di close saja window nya.
  16. Silahkan anda sign out dari google docs jika mau.
  17. Selesai.

Langkah 2 : posting kode google docs ke blogger.
  1. Silahkan login ke blog dengan ID anda.
  2. Klik Posting Baru.
  3. Silahkan anda buat postingan yang anda inginkan.
  4. Ketika anda mau menyisipkan kode yang dari google docs, klik terlebih dahulu tab Edit HTML ( jangan yang compose)
  5. Paste kode google docs yang ada di notepad tadi pada tempat yang anda inginkan.
  6. Klik Tombol MEMPUBLIKASIKAN POSTING.
  7. Silahkan lihat hasilnya.
  8. Selesai.
 Cara lain ,   caranya:

  1. log on ke www.scribd.com.... kalo disuruh login, login aja dulu
  2. setelah beres login, upload deh file yang mau di masukkan dalam postingan blog,,bisa berupa doc, xls, atau ppt.
  3. Setelah proses upload beres, cari tombol "embedd" (adanya di bagian kanan agak ke bawah), klik, muncul 2 pilihan link HTML. jangan klik yang atas, tapi yang kedua. klik bagian "COPY" lalu PASTE dech di postingan blog kamu... beres deh....

selain lebih praktis, tampilan "tabel" (dlm excel) lebih terlihat ketimbang dengan menggunakan google docs. dapat di download, di print and di share juga.

SELAMAT MENCOBA..... MARI KITA BERBAGI PENGETAHUAN..
 sumber: http://fadlimansursains.blogspot.com/2011/11/cara-memasukan-file-excel-word.html