Sabtu, 07 Juli 2012

Tips #82: Tujuh Aturan Berbicara
Dari berbagai sumber


SOPAN
Kita boleh marah, Kita boleh memuji, Kita boleh menginterogasi. Semuanya adalah bentuk-bentuk komunikasi. Kita boleh mengatakan apapun dengan cara apapun. Namun pada akhirnya, semua bicara Kita akan bermuara pada kebenaran tentang siapa Kita dan bagaimana perilaku Kita. Untuk itu, Kita selalu punya dua pilihan untuk tempat berdiri dan memandang:

1. Ubin cinta, kasih dan sayang; atau
2. Ubin ketakutan, rasa tidak nyaman atau merasa terancam.

Setiap ubin menyemburatkan berbagai implikasi yang sama dan sejenis. Sebangun, sekeluarga dan sekerabat.

Ubin yang satu beraroma sarkasme, menyalahkan, menuding, menuduh, mengancam, naik pitam, takut, panik, membela diri, hasrat mengontrol. Apa yang dikomunikasikan beresensi ketakutan dan ketidaknyamanan.
Ubin yang satunya lagi, diwarnai dengan rasa menghargai, penerimaan, enjoy, ringan, antusias. Apa yang dikomunikasikan punya isi tentang cinta, kasih dan sayang.

(NB: Perhatikan struktur uraian di atas. Ini namanya nggak paralel, sebab poinnya dimulai dengan [1]cinta dan kemudian [2]ketakutan. Tapi uraian detilnya, malah berurutan terbalik.)

Apapun, sampaikan dengan sopan dan santun.

WASPADAI DAMPAKNYA
Orang sering membuka mulut untuk mengkritisi dan menyerang orang lain. Beberapa orang bahkan berpredikat master dalam hal ini. Mereka bisa melakukannya dengan terbuka, atau tertutupi.

Bagi beberapa orang, berkomunikasi adalah perang. Tujuannya untuk menang, dan kata-katanya adalah panglima.

Luka akibat kata-kata, sering lebih dalam dari pada sayatan pedang. Dan lukanya, kering lebih lama dari borok yang jorok.

Komunikator yang handal adalah komunikator yang paham dan mengerti dampak dari kata-katanya. Mereka juga ahli dalam menyesuaikannya dengan keadaan dan suasana.

PILIH YANG POSITIF SAJA
Komunikasi jauh lebih dalam dari pada sekedar lalu-lintas informasi dan pesan. Komunikator yang handal, akan menyisakan rasa nyaman dan bernilai pada orang-orang yang mendengarkannya.

Maka, berkomunikasi bukan hanya tentang kata-kata. Komunikasi adalah tentang orang dan manusia. Dan menurut Daniel Coleman, setiap interaksi bermuara pada dua implikasi; lebih baik, atau lebih buruk.

TIDAK BERASUMSI TELAH DIMENGERTI
Catatan sejarah yang panjang dalam kehidupan manusia, hampir selalu menunjukkan sisi gelap yang dipicu oleh kesalahpahaman dalam berkomunikasi.

Menurut Stephen Covey, "Pertama, jadilah yang dimengerti; lalu mengertilah."

TAHU KAPAN HARUS DIAM
Hal tersulit tentang mulut adalah menutupnya rapat-rapat. Dan orang-orang datang menghadiri berbagai sesi dengan kecenderungan untuk membukanya lebar-lebar. Sebabnya hanya satu, mereka ingin mengimpresi orang. Hasil terburuk dari situasi semacam ini, adalah terbuangnya waktu dan turunnya produktifitas.

Komunikator yang handal adalah komunikator yang merasa cukup aman, manakala mereka harus mengakui hanya ada sedikit yang akan dibicarakan, atau malah tidak ada sama sekali. Mereka tahu kapan harus diam.

Albert Einstein memberi Kita rumus:

Jika A adalah sukses, maka:

A = X + Y + Z

X = kerja
Y = bermain
Z = tutup mulut

Hukum relativitasnya juga ada:

E = mC2

E = excellency
m = manusia
C2 = character kuadrat

TIDAK MENGINTERUPSI
Interupsi hanya akan menciptakan perlombaan dan kontes. Dan ini namanya "the bigger fish syndrome".

"Ikan Gua gede banget loh!"
"Wuu.. ikan Gue lebih gede lagi!"
"Tapi pan ikan Gue lebih titik-titik!"

Komunikator yang baik adalah pendengar yang baik. Komunikator yang baik adalah yang terbuka dan tidak menghakimi. Terus demikian, sampai lawan bicaranya berhenti atau memberi giliran.
Jika Kita mencoba menahan diri untuk tidak menginterupsi, manakala Kita merasa sudah saatnya untuk membuka mulut, Kita pasti mengalami gejala ini: mual, ingin muntah, tenggorokan serasa akan pecah. Itu artinya, Kita belum terbiasa.

Lagi-lagi, baca kendala mendengar ini:

http://www.indodigest.com/indonesia-special-article-48.html

TIDAK MENGGOSIP TIDAK MENGGHIBAH
Keduanya adalah bentuk komunikasi yang merugikan. Sungguh, dunia dan akhirat. Dan biasanya, ini dipakai hanya untuk membuang-buang waktu. Apa yang ingin dicapai, hanyalah meringankan beban sendiri atas ongkos orang lain. Apa yang dilakukan, adalah memakan bangkai teman sejawat. Alias kanibal.

Jika ada pancingan untuk terjerumus ke dalam keduanya, perhatikan ini:

- Tidak menanggapi;
- Tidak menyahut;
- Tidak terpengaruh;
- Tidak berinisiatif melakukannya.

"Pikiran hebat berkutat pada ide, pikiran rata-rata mengapresiasi situasi, dan pikiran jeblok ngomongin orang."

Setiap kali Kita berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, Kita dihadapkan pada peluang untuk menciptakan sesuatu yang istimewa.

Saat Kita menambahkan sedikit nilai ke dalamnya, nilai itu menjadi bahan bakar yang mendorong maju. Jika yang Kita lakukan sebaliknya, maka semua hal akan mundur dan tenggelam. Berkomunikasi adalah untuk menciptakan sesuatu yang istimewa.

Oleh sebab itu, janganlah Kita yang jadi perusaknya.
QA-Communication
Jl. Kelapa Hijau III No. 46, Jagakarsa, Ps. Minggu, Jakarta Selatan
Telp: 021-70330805, 021-70096855 Fax: 021-78885932
http://speaking.indodigest.com

Milis Bicara

http://groups.yahoo.com/group/bicara
http://milis-bicara.blogspot.com
Tips #82: Tujuh Aturan Berbicara
Dari berbagai sumber


SOPAN
Kita boleh marah, Kita boleh memuji, Kita boleh menginterogasi. Semuanya adalah bentuk-bentuk komunikasi. Kita boleh mengatakan apapun dengan cara apapun. Namun pada akhirnya, semua bicara Kita akan bermuara pada kebenaran tentang siapa Kita dan bagaimana perilaku Kita. Untuk itu, Kita selalu punya dua pilihan untuk tempat berdiri dan memandang:

1. Ubin cinta, kasih dan sayang; atau
2. Ubin ketakutan, rasa tidak nyaman atau merasa terancam.

Setiap ubin menyemburatkan berbagai implikasi yang sama dan sejenis. Sebangun, sekeluarga dan sekerabat.

Ubin yang satu beraroma sarkasme, menyalahkan, menuding, menuduh, mengancam, naik pitam, takut, panik, membela diri, hasrat mengontrol. Apa yang dikomunikasikan beresensi ketakutan dan ketidaknyamanan.
Ubin yang satunya lagi, diwarnai dengan rasa menghargai, penerimaan, enjoy, ringan, antusias. Apa yang dikomunikasikan punya isi tentang cinta, kasih dan sayang.

(NB: Perhatikan struktur uraian di atas. Ini namanya nggak paralel, sebab poinnya dimulai dengan [1]cinta dan kemudian [2]ketakutan. Tapi uraian detilnya, malah berurutan terbalik.)

Apapun, sampaikan dengan sopan dan santun.

WASPADAI DAMPAKNYA
Orang sering membuka mulut untuk mengkritisi dan menyerang orang lain. Beberapa orang bahkan berpredikat master dalam hal ini. Mereka bisa melakukannya dengan terbuka, atau tertutupi.

Bagi beberapa orang, berkomunikasi adalah perang. Tujuannya untuk menang, dan kata-katanya adalah panglima.

Luka akibat kata-kata, sering lebih dalam dari pada sayatan pedang. Dan lukanya, kering lebih lama dari borok yang jorok.

Komunikator yang handal adalah komunikator yang paham dan mengerti dampak dari kata-katanya. Mereka juga ahli dalam menyesuaikannya dengan keadaan dan suasana.

PILIH YANG POSITIF SAJA
Komunikasi jauh lebih dalam dari pada sekedar lalu-lintas informasi dan pesan. Komunikator yang handal, akan menyisakan rasa nyaman dan bernilai pada orang-orang yang mendengarkannya.

Maka, berkomunikasi bukan hanya tentang kata-kata. Komunikasi adalah tentang orang dan manusia. Dan menurut Daniel Coleman, setiap interaksi bermuara pada dua implikasi; lebih baik, atau lebih buruk.

TIDAK BERASUMSI TELAH DIMENGERTI
Catatan sejarah yang panjang dalam kehidupan manusia, hampir selalu menunjukkan sisi gelap yang dipicu oleh kesalahpahaman dalam berkomunikasi.

Menurut Stephen Covey, "Pertama, jadilah yang dimengerti; lalu mengertilah."

TAHU KAPAN HARUS DIAM
Hal tersulit tentang mulut adalah menutupnya rapat-rapat. Dan orang-orang datang menghadiri berbagai sesi dengan kecenderungan untuk membukanya lebar-lebar. Sebabnya hanya satu, mereka ingin mengimpresi orang. Hasil terburuk dari situasi semacam ini, adalah terbuangnya waktu dan turunnya produktifitas.

Komunikator yang handal adalah komunikator yang merasa cukup aman, manakala mereka harus mengakui hanya ada sedikit yang akan dibicarakan, atau malah tidak ada sama sekali. Mereka tahu kapan harus diam.

Albert Einstein memberi Kita rumus:

Jika A adalah sukses, maka:

A = X + Y + Z

X = kerja
Y = bermain
Z = tutup mulut

Hukum relativitasnya juga ada:

E = mC2

E = excellency
m = manusia
C2 = character kuadrat

TIDAK MENGINTERUPSI
Interupsi hanya akan menciptakan perlombaan dan kontes. Dan ini namanya "the bigger fish syndrome".

"Ikan Gua gede banget loh!"
"Wuu.. ikan Gue lebih gede lagi!"
"Tapi pan ikan Gue lebih titik-titik!"

Komunikator yang baik adalah pendengar yang baik. Komunikator yang baik adalah yang terbuka dan tidak menghakimi. Terus demikian, sampai lawan bicaranya berhenti atau memberi giliran.
Jika Kita mencoba menahan diri untuk tidak menginterupsi, manakala Kita merasa sudah saatnya untuk membuka mulut, Kita pasti mengalami gejala ini: mual, ingin muntah, tenggorokan serasa akan pecah. Itu artinya, Kita belum terbiasa.

Lagi-lagi, baca kendala mendengar ini:

http://www.indodigest.com/indonesia-special-article-48.html

TIDAK MENGGOSIP TIDAK MENGGHIBAH
Keduanya adalah bentuk komunikasi yang merugikan. Sungguh, dunia dan akhirat. Dan biasanya, ini dipakai hanya untuk membuang-buang waktu. Apa yang ingin dicapai, hanyalah meringankan beban sendiri atas ongkos orang lain. Apa yang dilakukan, adalah memakan bangkai teman sejawat. Alias kanibal.

Jika ada pancingan untuk terjerumus ke dalam keduanya, perhatikan ini:

- Tidak menanggapi;
- Tidak menyahut;
- Tidak terpengaruh;
- Tidak berinisiatif melakukannya.

"Pikiran hebat berkutat pada ide, pikiran rata-rata mengapresiasi situasi, dan pikiran jeblok ngomongin orang."

Setiap kali Kita berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, Kita dihadapkan pada peluang untuk menciptakan sesuatu yang istimewa.

Saat Kita menambahkan sedikit nilai ke dalamnya, nilai itu menjadi bahan bakar yang mendorong maju. Jika yang Kita lakukan sebaliknya, maka semua hal akan mundur dan tenggelam. Berkomunikasi adalah untuk menciptakan sesuatu yang istimewa.

Oleh sebab itu, janganlah Kita yang jadi perusaknya.
QA-Communication
Jl. Kelapa Hijau III No. 46, Jagakarsa, Ps. Minggu, Jakarta Selatan
Telp: 021-70330805, 021-70096855 Fax: 021-78885932
http://speaking.indodigest.com

Milis Bicara

http://groups.yahoo.com/group/bicara
http://milis-bicara.blogspot.com