Selasa, 07 Februari 2012

Makalah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika


BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan salah satu sarana peningkatan kualitas hidup manusia. Lembaga pendidikan formal, seperti sekolah, memegang peran penting dalam proses pendidikan. Guru-guru sebagai tenaga pendidik juga berperan menyediakan dan memberikan failitas untuk memudahkan dan melancarkan cara belajar siswa. Guru harus dapat menciptakan kegiatan-kegiatan yang membantu siswa dalam meningkatkan cara dan hasil belajarnya.
Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar seswa, seorang guru harus mengadakan evaluasi. Metode evaluasi yang digunakan terkadang tidak dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa atau peserta didik terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah tes yang diberikan. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah tes yang diberikan oleh guru sebagai tenaga pendidik benar-benar mengevaluasi hasil pelajaran? Mengapa siswa yang tergolong cerdas dan Rajin nilainya bisa buruk, sedangkan yang tergolong malas nilainya baik? Apaka cara mengajar guru soal yang dibuat atau cara mengevaluasi yang salah?
Hal-hal tersebut seharusnya diperhatikan oleh tenaga pendidik, karena cara evaluasi yang salah tentu akan mempengaruhi mutu pendidikan. Kita mengharapkan evaluasi yang dilakukan dengan baik dan benar dapat meningkatkan mutu dan hasil belajar karena kegiatan evaluasi itu dapat membantu guru memperbaiki cara mengajar dan membantu siswa dalam meningkatkan cara belajarnya agar memperoleh hasil yang maksimal. Oleh karena itu sebagai calon tenaga pendidik prinsip-prinsip, tekhnik, dan metode evaluasi proses dan hasil pembelajaran harus benar-benar di ketahui untuk di terapkan dalam proses belajar mengajar.
           
B.      RUMUSAN MASALAH
Hal-hal yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
1.      Pengertian evaluasi dalam pengajaran
2.      Tujuan, jenis, dan fungsi evaluasi
3.      Ciri-ciri dan isi program evaluasi yang baik
4.    Prinsip–prinsip dasar tes hasil belajar
5.   Bentuk-bentuk tes hasil belajar

C.      TUJUAN PENULISAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
Ø  Mengetahi dan memahami pengertian evaluasi dalam pengajaran
Ø  Mengetahui dan memahami tujuan jenis dan fungsi evaluasi
Ø  Mengetahi ciri- ciri evaluasi yang baik serta isi dari program evaluasi
Ø  Mengetahui prinsip-prinsip tes hasil belajar dan berusaha menerapkan dalam pembelajaran
Ø  Mengetahui, memahami dan membedakan berbagai bentuk tes hasil belajar yang digunakan dalam evaluasi


  


BAB II
PEMBAHASAN
A.     PENGERTIAN EVALUASI DALAM PENGAJARAN
Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Mehrens & Lehmann, 1978:5). Sesuai dengan pengertian maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses  sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data; berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan
Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran. Norman E. Gronlund (1976) merumuskan pengertian evaluasi sebagai berikut: "Evaluation . . . a systematic proocess of determining the extent to which instructional objectives are achie ved by pupils  (Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan  atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.)
Dengan kata-kata yang berbeda, tetapi mengandung pengertian yang hampir sama, Wrightstone dan kawan-kawan (1956 : 16) mengemukakan rumusan evaluasi pendidikan sebagai berikut: "Educational evaluation is the estimation of the  growth and progress of pupils toward objectives or values in the curriculum. " evaluasi pendidikan ialah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kerah  tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum.)
Dari rumusan-rumusan tersebut di atas sedikitnya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan evaluasi, khususnya evaluasi pengajaran, yaitu:
Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Ini berarti bahwa evaluasi (dalam pengajaran) merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan.
Didalam kegiatan  evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data yang menyangkut objek yang sedang di evaluasi
Setiap kegiatan evaluasi – khususnya evaluasipengajaran – tidak dapat dilepaskan dari tujuan-tujuan pengajaran yang hendak di capai.
      Dalam hubungan dengan keseluruhan proses belajar-mengajar, tujuan pengajaran dan proses belajar mengajar serta prosedur evaluasi saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain. Secara bagan dapat digambarkan sebagai berikut:
Tujuan
Pengajaran
 


      Proses                                                                       prosedur
Belajar –mengajar                                                           evaluasi
           
Mehrens dan lehman (1978 : 10) mengutip suatu ungkapan yang berbunyi :
“to teach without terting is unthinkable” (mengajar tanpa melakukan tes tidak masuk akal ). Ungkapan ini menunjukkan betapa erat kaitan antara pengajaran dan evaluasi. Demikian pula, parnel mengemukakan sebagai berikut :
“ pengukuran adalah langkah awal dari pengajar. Tanpa pengukuran, tidak dapt terjadi penilaian, Tanpa penilaian, tidak akan terjadi umpan balik. Tanpa umpan bali, tidak akan diperoleh pengetahuan yang baik tentang hasil. Tanpa pengetahuan tentang hasil, tidak dapat terjadi perbaikan yang sestematis dalam belajar”.

Hubungan anatara pengajaran dan evaluasi dikemukakan oleh Dressel sebagai ber                                          
1.       Pengajaran itu efektif jika mengarah
kepada perubahan yang di
ingingkan di dalam diri siswa.           
2.       Pola –pola tingkah laku baru akan dipelajari seswa dengan baik jika
ketidak cocokan perilaku yang
sekarang di mengerti dan
 kebermaknaan perilaku yang baru
 menjadi jelas karenanya.
3.       Pola-pola tingkah laku baru dapat lebih dikembangkan secara efektif oleh guru-guru yang mengetahui pola-pola tingkah laku yang ada pada individu siswa dan alasan alasannya.

4.       Belajar ditimbulkan oleh masalah-masalah dan kegiatan-kegiatan yang menuntut pemikiran dan atau perbuatan dari individu siswa masing-masing
5.       Kegiatan-kegiatan yang memberi dasar bagi mengajar dan belajar tingkah laku tertentu juga kegiatan yang sangat cocok bagi pembangkitan dan penilaian terhadap kecocokan tingkah laku

1.      Evaluasi itu efektif jika dapat
membuktikan sampai  dimana perubahan itu terjadi di dalam
               diri siswa
2.      Evaluasai sangat berguna (kondusi) bagi belajar jika ia mendorong dan membangkitkan siswa untuk mengevaluasi diri (self-evaluation)

3.      Evaluasi itu berguna (kondusif) bagi pengajaran yang baik jika ia mengemukakan tipe-tipe pokok dari tingkah laku yang tidak sesuai dan sebab-sebab yang mendukungnya.
4.      Evaluasi sangat bermakna di dalam belajar jika ia memungkinkan dan mendorong latihan atas inisiatif individu
5.      Kegiatan-kegiatan dan latihan-latihan yang dikembangkan untuk tujuan pengevaluasian tingkah laku tertentu juga berguna bagi mengajar dan belajar tigkah laku tertentu





B.      TUJUAN, JENIS DAN FUNGSI EVALUASI
1.       Tujuan Evaluasi   
Tujuan evaluasi siswa di sekolah yang menggunakan sistem pengajaran PPSI pada dasarnya dapat digolongkan menjadi empat kategori:
1.      Memberikan umpan balik (feedback) kepada guru sebagai dasarnya dapat memperbaiki program satuan pelajaran atau proses mengajar.
2.      Menentukan hasil kemajuan belajar siswa, antara lain berguna sebagai bahan laporan kepada orang tua (pengisian rapor), penentuan kenaikan kelas, dan penentuan lulus-tidaknya seorang siswa.
3.      Menempatkan dalam situasi belajar mengajar yang tepat (misalnya dalam penentuan tingkat, kelas, atu jurusan), sesuai dengan tingkat kemampuan atau karakteristik lainnya yang dimiliki siswa.
4.      Menegenal latar belakang psikologis, fisik, dan lingkungan siswa, terutama yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar, untuk selanjutnya dapat di gunakan sebagai dasar perbaikan dan pembimbingan.
2.       Jenis Dan Fungsi Evaluasi
Jenis evaluasi dan fungsinya dapat digolongkan sebagai berikut :
1.      Penilaian formatif , yakni penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satuan pelajaran, dan fungsinya untuk memperbaiki program satuan pelajar
2.      Penilaian sumatif,  yakni penilaian yang dilakukan tiap caturwulan atau semester (setelah siswa menyelesaikan suatu unit atau bagian adai mata pelajaran tertentu), berfungsi untuk menentukan angka atau hasil belajar siswa dalam tahap-tahap tertentu.
3.      Penilaian penempatan (placement) yang berfungsi untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat.
4.      Penilaian diagnostic, berfungsi untuk membantu memecahkan kesulitan belajar siswa


Fungsi evaluasi di dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan evaluasi itu
Sendiri. Untuk mendapat data pembuktian yang akan menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapian tujuan-tujuan kurikuler
      Fungsi evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi
1.      Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu.
2.      Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.
3.      Untuk keperluan bimbingan dan konseling (KB).
Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan

C.      CIRI-CIRI DAN ISI PROGRAM YANG BAIK
Ciri pokok untuk suatu program evaluasi dissuatu sekolah dikatakan baik, antara lain :
1.      Desain atau rancangan program evaluasi itu komprehensif
2.      Perubahan-perubahan tingkah laku individu harus mendasari penilaian pertumbuhan dan perkembangannya
3.      Hasil-hasil evaluasi harus disusun dan dikelompok-kelompokkan sedemikian rupa sehingga memudahkan interpretasi yang berarti
4.      Program evaluasi haruslah berkesinambungan dan saling berkaitan (interrelated) dengan kurikulum
Menentukan pokok-pokok dan ketentuan-ketentuan apa yang perlu dimuat didalam suatu program evaluasi itu sangat sukar. Hal ini disebebkan – seperti telah disinggung dalam uraian terdahulu – oleh tujuan khusus dari tiap jenis sekolah dan keadaan sekolah masing masing, tidak sama.
Namun, untuk member gambaran secara umum, beberapa pokok dan ketentuan yang kami kemukakan di bawah ini dapat menjadi petunjuk minimal dalam penyusunan suatu program evaluasi.
1.      Adanya perumusan tujuan umum sekolah yang besangkutan seperti yang tercantum di dalam kurikulum sekolah masing-masing
2.      Perumusan tujuan tiap mata pelajaran sesuai dengantujuan sekolah masing-masing
3.      Perumusan tujuan tiap mata pelajaran menjadi tujuan-tujuan instruksional yang jelas dan sesuai dengan aspek-aspek pertumbuhan siswa yang dihendaki oleh tujuan kurikulum sekolah itu.
4.      Rincian tentang aspek-aspek pertumbuhan siswa yang harus diperhatikan dalam setiap kegiatan evaluasi seperti sikap, watak, kecakapan, pengatahuan, keterampilan, cara berpikir, kepemimpinan, serta cara penyesuaian diri secara emosional dan sosial.
5.      Ketentuan tentang pemilihan alat-alat evaluasi yang sesuai dan dapat di pergunakan untuk mengevaluasi setiap aspek pertumbuhan yang dikehendaki.
6.      Ketentuan dan petunjuk – petunjuk tentang cara-cara menskor (scoring system) dan cara mengolahnya.
7.      Ketentuan dan petunjuk – petunjuk tentang syarat – syarat kerja yang harus di perhatikan dalam setiap tindakan evaluasi : bagaimana melaksanakannya dan alat-alat apa yang harus dipersiapakan.
8.      Ketentuan tentang jadwal kegiatan evaluasi, yang memuat antara lain: bilamana evaluasi harus dilakukan, berapa kali dalam tiap semester- caturwulan-bulan, aspek-aspek mana yang perlu dievaluasi, dan alat evaluasi yang dipergunakan.

D.     PRISIP DASAR TES HASIL BELAJAR
Ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan di dalam menyusun tes hasil belajar agar tes tersebut benar-benar dapat mengukur tujuan pelajaran yang telah diajarkan, atau mengukur kemampuan dan atau keterampilan siswa yang diharapkan setelah diterapkan siswa menyelesaikan suatu unit pengajaran.
1.      Tes tersebut hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning outcomes) yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional.
2.      Mengukur sampel yang representative dari hasil belajar dan bahan pelajaran yang telah diajarkan.
3.      Mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan.
4.      Didesain sesuai dengan kegunaanya untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
5.      Dibuat seandal (reliable) mungkin sehingga mudah diinterpretasikan dengan baik.
6.      Digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dan car mengajar guru.
Cara dan teknik penilaian
1.      Cara menila
Didalam penilaian ada dua cara yang dapat ditempuh, yaitu:
a.      Cara kuantitatif (penilaian dalam bentuk angka) seperti 6, 7, 45, 85
b.      Cara kualitatif (berbentuk pernyataan) seperti baik, cukup, sedang, dan kurang.
2.      Teknik penilaian
Teknik-teknik penilaian pengajaran di sekolah dapat berbentuk :
a.      Teknik berbentuk tes, digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, bakat khusus (bakat bahasa, bakat bakat teknik dan sebagainya) dan bakat umum (inteligensi)
bentuk – bentuk tes antara lain tes hasil belajar seperti essay tes, objective test, true- false, multiple choice, cathing, dan completion.
b.      Teknik bentuk nontes untuk menilai sikap, minat, dan kepribadian siswa; mungkin digunakan untuk wawancar, angket dan observasi.
E.      BENTUK-BENTUK TES HASIL BELAJAR
1.      Pengertian tes hasil belajar
Tes hasil belajar atau achievement test ialah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada murid-muridnya, atau oleh dosen kepada mahasiswa, dalam jangka waktu tertentu.
2.      Bentuk bentuk tes hasil belajar
Achievement test yang biasa dilakukan guru dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni tes lisan (oral test) dan tes tertulis (written test). Tertulis dapat dibagi atas  tes essay atau essay examination dan tes objektif atau disebut juga short-answer test
Tes objektif adalah tes yang dibuat sedemikian rupa sehingga hasil tes itu dapat dinilai secara objektif, dinilai oleh siapa pun akan menghasilkan skor yang sama. Tes ini disebut juga short-answer test karena jawabanya pendek-pendek dan ringkas.
Bentuk objektif test ada bermacam-macam, antara lain :
a.      Completion type test, terdiri atas:
1.  completion test (tes melengkapi)
2. fill-in (mengisi titik-titik dalam kalimat yang disokosongkan)
b.      Selection type test (tes yang menjawab dengan mengadakan pilihan) yang terdiri atas:
1.      True-false (benar-salah)
2.      Multiple choice (pilihan berganda)
3.      Matching (menjodohkan)
PERBEDAAN TES OBJEKTIF DAN TES ESSAY
DITINJAU DARI
TES OBJEKTIF
TES ESSAY
Taksonoi hasil yang diukur
Baik untuk mengukur hasil belajar tingkat knowledge comprehension, aplikasi, dan analisis.
Tidak cocok untuk tingkat sintesis dan evaluasi
Tidak efisien untuk knowledge.
Baik untuk komprehensi, aplikasi dan analisis .
Sangat baik untuk tingkat sintesis dan evaluasi
 Sampling
Isi/bahan
Karena menggunakan jumlah item yang banyak, dapat mencakup atau mewakili bahan pelajaran yang luas pula.
karena menggunakan jumlah soal yang relative  kecil hanya mencakup bahan yang terbatas (tidak) dapat mewakili isi bahan yang luas
Persiapan membuat soal
Mempersiapkan item adalah yang sukar dan memakan waktu
Mempersiapkan item yang baik adalah sukar, tetapi lebih mudah daripada mempersiapkan soal objektif
Pensokoron
Objektif, sederhana, dan keandalannya tiggi.
Subjektif, sukar dan kurang andal
Kemungkinan
Mendorong siswa untuk mengingat, menginterpretasikan, dan menganalisis ide-ide orang lain
Mendorong siswa untuk mengorganisasi dan menginterpretsikan ide-idenya sendiri

3.      Syarat Syarat Menyusun Tes Objektif
1.      Tiap-tiap bentuk tes objektif harus didahului dengan  “petunjuk “, bagaimana cara mengerjakan tiap-tiap soal dari tes yang bersangkutan.
2.      Jumlah dan jenis soal hendaklah berdasarkan “tabel spesifikasi” atau kisi-kisi yang telah dibuat atau direncanakan sebelumnya.
3.      Deskripsi masalah yang dikemukakan sebagai pernyataan (statement atau stem) harus jelas, terungkapkan dengan bahasa dan tata kalimat yang baik.
4.      Gunakanlah sedapat mungkin bentuk kalimat positif; dan apabila menggunakan bentuk ingkar (negative), tulislah kata-kata yang menyatakan keinginan karena itu seperti : TIDAK, BUKAN, dan KECUALI dengan huruf besar
5.      Dalam mengungkapkan permasalahan hendaknya dihindarkan penggunaan kata yang bersifat "tidak tentu" (indefinit) seperti: kebanyakan, pada umumnya, dan kadang-kadang sehingga menimbulkan tafsiran yang mem-bingungkan atau bahkan subjektif bagi responden.
6.      Dalam menyusun soal hendaknya diusahakan agar tidak terdapat ungkapan atau susunan kalimat yang jelas memberikan petunjuk tentang jawabannya. Kata-kata atau ungkapan yang digunakan sebagai pilihan jawaban (option atau alternatif jawaban) hendaknya homogen dalam arti seimbang mak-nanya maupun susunan katanya.
7.      Usahakan agar kunci jawaban tidak selalu terletak pada urutan yang sama {menuruti pola urutan tertentu), tetapi hendaknya dikacau sedemikian ru-pa sehingga sulit bagi responden untuk menerkanya
8.      Distribusi jawaban hendaknya diusahakan agar merata dan seimbang jum-lahnya. Misalnya soal pilihan ganda: jawaban yang benar jangan hanya (B) dan (D), tetapi merata meliputi (A), (B), (C), (D), dan (E) dengan pro-porsi yang agak imbang, tetapi jangan sama banyak.
9.      Hindarkanlah alternatif jawaban (distraktor, pengecoh) yang tidak ada hu-bungannya dengan permasalahan yang ditanyakan karena hal itu akan mem-permudah responden atau testee dalam menentukan jawaban mana yang benar.
10.  Sedapat mungkin hindarkan soal-soal yang-saling berhubungan satu de­ngan yang lain (interdependent).
11.  Usahakan agar soal-soal dalam tes yang disusun mencakup berbagai aspek penalaran seperti pengetahuan hafalan, pengertian atau pemahaman, apli-kasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. (Hal ini akan diuraikan lebih lanjut!)
12.   Option atau alternatif jawaban - terutama untuk pilihan ganda - sebaiknya disusun  vertikal karena, di samping kelihatan indah dan jelas bagi
testee, juga mempermudah mengoreksinya.
4.      Beberapa Model Tes Tilihan Ganda Multiple (Choice)
         Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut ini diberikan beberapa
Contoh model tes pilihan ganda yang sekarang sudah banyak dipakai dan
dikembangkan untuk keperluan ujian-ujian sekolah , terutama ujian akhir
semester dan ujian akhir sekolah serta ujian masuk perguruan tinggi.
                       Bebrapa model yang akan diuraikan disisni adalah :
1.      Melengkapi pilihan ,
2.      Analisis hubungan antarhal,
3.      Analisis khusus,
4.      melengkapi berganda, dan
5.      pemakaian diagram

1.      Melengkapi Pilihan
soal dalam bentuk ini terdiri atas kalimat pokok yang berupa pernyataan yang belum lengkap diikuti oleh empat atau lima kemungkinan jawaban yang dapat melengkapi pernyataan tersebut. Responden atau testee diminta untuk memilih salah satu dari kelima kemungkinan jawaban yang tersediah.
            Dalam bentuk ini hanya ada satu jawaban benar, yang disebutkan pula pada petunjuk soal.
2.      Analisis hubungan dalam bentuk ini, soal terdiri atas satu kalimat pernyataan yang diikuti oleh satu kalimat alasan. Dinyatakan apakan pernyaan itu benar dan apakah alasan itu benar.
Apila pernyataan dan alasan kedua-duanya benar, lalu dipikirkan apakah pernyataan itu disebabkan oleh alasan yang diberikan ataukah pernyataan itu tidak disebabkan oleh alasan itu . dengan kata lain, apakah ada hubungan antara pernyataan dan alasan. Untuk lebih jelanya, perhatikan contoh di bawah ini beserta petunjuknya.
3.      Analisis kasus
Soal tes bentuk ini merupakan simulasi keadaan nyata; jadi, seolah-olah yang diuji diharapkan kepada keadaan sebenarnya.  Kasus yang diberikan biasanya berupa certa atau uraian tentang kejadian, situasi, proses dan hasil percobaan ataupun penelitian, yang ada hubungannya dengan bidang studi atau mata pelajaran yang akan diujikan. Dari satu kasus dapat dibuat lebih dari satu pertanyaan atau soal, tetapi dapat pula tiap pertanyaan atau soal di dahului oleh satu kasus.
4.      Melengkapi barganda, disebut juga asosiasi pilihan ganda
Pada hakikatnya bentuk soal ini hamper sama dengan bentuk soal “melengkapi pilihan”, yaitu satu pertanyaan yang tidak lengkap yang diikuti dengan beberapa kemungkinan. Perbedaannya ialah, pada bentuk “melengkapi berganda” ini kemungkinan yang benar satu, dua, tiga, atau empat.
5.      Analisis
Soal bentuk ini mempermasalahkan gambar, diagram, grafik ,  dan sejenisnya. Yang dinyatakan adalah kelainan, keadaan, atau gejala yang terungkap didalamnya. Permasalahan diajukan dengansuatu gambar, diatram, atau grafik yang bersangkutan. Bentuk soalnya sama dengan bentuk “ melengkapi lima pilihan”.

5.      Mempersiapkan Tes Essay
1. Tentukan bahwa siswa tidak akan menjawab terlalu banyak atauterlalu panjang
    sehingga waktu tidak cukup
2. jika beberapa soal essay akan diberikan, usahakan agar ada rentangan kesukaran
3. kebanyakan tes yang diberikan di kelas (classroom test) menuntut semua siswa
    untuk menjawab soal-soal yang sama.
1.      Tulislah seperangkat petunjuk umum bagi tes teresebut
2.      Specific the point for each guestion on the test
3.      Caran Menyusun Soal Essay
Untuk menyusun soal-soal essay yang lebih efektif, perlu kiranya guru atau pembuat tes memperhatikan saran-saran seperti berikut
1.      Sebelumj memulai soal yang maksud, hendaknya jelas dalam pikiran kita proses mental manakah yang kita harapkan dari murid untuk menjawab soal tersebut.
2.      Gunakanlah bahan-bahan atau himpunan bahan-bahan dalam menyusun soal-soal tersebut.
3.      Tulislah pertanyaan atau soal essay itu sedemikian rupa sehingga tugas apa harus dilakukan siswa jelas dan tidak mempunyai arti ganda (ambiguous) bagi setiap murid
4.      Ushakan agar soal essay yang kita susun itu benar-benar dapt menimbulkan perilaku (behaivor) yang kita kehendaki untuk dilakukan oleh siswa. 
5.      Soal essay berhubungan dengan hal-hal yang merupkan “controversial issue” dalam masyarakat.
6.      Sesuaikan panjang-pendeknya dan kompleksitas jawaban dengan tingkat kematangan






                                                                                       

BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Setelah mambaca, menelah dan mengkaji makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu proses yang sistematis yang bertujuan untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah melakukan kegiatan belajar selam jangka waktu tertentu.
Evaluasi berkaitan erat dengan pengajaran karena evaluasai dapt menilai sejauh mana pemahaman seswa alam mempelajari materi-materi yang diajarkan guru. Evaluasi hasil belajar dapat dilakukan dalam berbagai bentuk  tes, antara lain tes objektif dan tes essay. Tes objektif adalah tes yang dapat dinilai secara objektif meliputi pilihan ganda. (multiple choice), benar-salah (true - fals), menjodohkan (matchng), dan sebaginya.
Tes essay adalah tes yang berbentuk pertanyaan tulisan
Teknik  evaluasi yang benar harus dikuasai oleh guru untuk pemperbaiki cara mengajar dan membantu siswa meningkatkan cara belajarnya dan peningkatan mutu pendidikan
B.      SARAN
Sebagai seorang calon pendidik, kita harus menguasai metode evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang baik agar kita dapat mengevaluasi siswa dengan baik sehingga penilaian yang diberikan benar-benar objektif.




DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, M.ngalin, Drs. MP. 2008. Prinsip-prinsip dan  Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung :  PT Remaja Rosdakarya 


Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika

Syahruni Syam
Mutmainnah
Sri Wahyuni
Nurdini 
Nur Alamsyah

Jurusan Pendidikan Matematika 07 D
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar



Tidak ada komentar:

Posting Komentar