BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan salah satu
sarana peningkatan kualitas hidup manusia. Lembaga pendidikan formal, seperti
sekolah, memegang peran penting dalam proses pendidikan. Guru-guru sebagai
tenaga pendidik juga berperan menyediakan dan memberikan failitas untuk
memudahkan dan melancarkan cara belajar siswa. Guru harus dapat menciptakan
kegiatan-kegiatan yang membantu siswa dalam meningkatkan cara dan hasil
belajarnya.
Untuk mengetahui seberapa besar
peningkatan hasil belajar seswa, seorang guru harus mengadakan evaluasi. Metode
evaluasi yang digunakan terkadang tidak dapat mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa atau peserta didik terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Hal ini
menimbulkan pertanyaan, apakah tes yang diberikan. Hal ini menimbulkan
pertanyaan, apakah tes yang diberikan oleh guru sebagai tenaga pendidik
benar-benar mengevaluasi hasil pelajaran? Mengapa siswa yang tergolong cerdas
dan Rajin nilainya bisa buruk, sedangkan yang tergolong malas nilainya baik?
Apaka cara mengajar guru soal yang dibuat atau cara mengevaluasi yang salah?
Hal-hal tersebut seharusnya
diperhatikan oleh tenaga pendidik, karena cara evaluasi yang salah tentu akan
mempengaruhi mutu pendidikan. Kita mengharapkan evaluasi yang dilakukan dengan
baik dan benar dapat meningkatkan mutu dan hasil belajar karena kegiatan
evaluasi itu dapat membantu guru memperbaiki cara mengajar dan membantu siswa
dalam meningkatkan cara belajarnya agar memperoleh hasil yang maksimal. Oleh
karena itu sebagai calon tenaga pendidik prinsip-prinsip, tekhnik, dan metode
evaluasi proses dan hasil pembelajaran harus benar-benar di ketahui untuk di
terapkan dalam proses belajar mengajar.
B.
RUMUSAN MASALAH
Hal-hal yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah
1.
Pengertian evaluasi dalam pengajaran
2.
Tujuan, jenis, dan fungsi evaluasi
3.
Ciri-ciri dan isi program evaluasi yang
baik
4.
Prinsip–prinsip dasar tes hasil belajar
5.
Bentuk-bentuk tes hasil belajar
C.
TUJUAN PENULISAN
Penulisan makalah ini
bertujuan untuk :
Ø Mengetahi
dan memahami pengertian evaluasi dalam pengajaran
Ø Mengetahui
dan memahami tujuan jenis dan fungsi evaluasi
Ø Mengetahi
ciri- ciri evaluasi yang baik serta isi dari program evaluasi
Ø Mengetahui
prinsip-prinsip tes hasil belajar dan berusaha menerapkan dalam pembelajaran
Ø Mengetahui,
memahami dan membedakan berbagai bentuk tes hasil belajar yang digunakan dalam
evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN EVALUASI DALAM PENGAJARAN
Evaluasi adalah
suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Mehrens & Lehmann,
1978:5). Sesuai dengan pengertian maka
setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses sengaja direncanakan untuk memperoleh
informasi atau data; berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu
keputusan
Dalam
hubungan dengan kegiatan pengajaran. Norman E. Gronlund (1976) merumuskan pengertian evaluasi sebagai
berikut: "Evaluation . . . a systematic proocess of determining the extent to which
instructional objectives are achie ved by pupils (Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana
tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.)
Dengan
kata-kata yang berbeda, tetapi mengandung pengertian yang hampir sama,
Wrightstone dan kawan-kawan (1956 : 16) mengemukakan rumusan evaluasi
pendidikan sebagai berikut: "Educational evaluation is the estimation
of the growth
and progress of pupils toward objectives or values in the curriculum. " evaluasi pendidikan ialah penaksiran terhadap pertumbuhan
dan kemajuan siswa kerah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah
ditetapkan di dalam kurikulum.)
Dari rumusan-rumusan tersebut di atas sedikitnya ada tiga
aspek yang perlu diperhatikan untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan
evaluasi, khususnya evaluasi pengajaran, yaitu:
Kegiatan evaluasi
merupakan proses yang sistematis. Ini berarti bahwa evaluasi (dalam pengajaran)
merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan secara
berkesinambungan.
Didalam kegiatan evaluasi diperlukan
berbagai informasi atau data yang menyangkut objek yang sedang di evaluasi
Setiap kegiatan evaluasi – khususnya evaluasipengajaran –
tidak dapat dilepaskan dari tujuan-tujuan pengajaran yang hendak di capai.
Dalam hubungan
dengan keseluruhan proses belajar-mengajar, tujuan pengajaran dan proses
belajar mengajar serta prosedur evaluasi saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan satu dari yang lain. Secara bagan dapat digambarkan sebagai berikut:
Tujuan
Pengajaran
Proses prosedur
Mehrens dan lehman (1978 : 10) mengutip suatu ungkapan
yang berbunyi :
“to teach without terting is unthinkable” (mengajar tanpa
melakukan tes tidak masuk akal ). Ungkapan ini menunjukkan betapa erat kaitan
antara pengajaran dan evaluasi. Demikian pula, parnel mengemukakan sebagai
berikut :
“ pengukuran adalah langkah awal dari pengajar. Tanpa
pengukuran, tidak dapt terjadi penilaian, Tanpa penilaian, tidak akan terjadi
umpan balik. Tanpa umpan bali, tidak akan diperoleh pengetahuan yang baik
tentang hasil. Tanpa pengetahuan tentang hasil, tidak dapat terjadi perbaikan
yang sestematis dalam belajar”.
Hubungan anatara pengajaran dan evaluasi dikemukakan oleh
Dressel sebagai ber
1. Pengajaran itu efektif
jika mengarah
kepada perubahan yang di
ingingkan di dalam diri siswa.
2. Pola –pola tingkah
laku baru akan dipelajari seswa dengan baik jika
ketidak cocokan
perilaku yang
sekarang di mengerti
dan
kebermaknaan perilaku yang baru
menjadi jelas karenanya.
3.
Pola-pola tingkah laku baru dapat lebih dikembangkan
secara efektif oleh guru-guru yang mengetahui pola-pola tingkah laku yang ada
pada individu siswa dan alasan alasannya.
4.
Belajar ditimbulkan oleh masalah-masalah dan
kegiatan-kegiatan yang menuntut pemikiran dan atau perbuatan dari individu
siswa masing-masing
5.
Kegiatan-kegiatan yang memberi dasar bagi mengajar dan
belajar tingkah laku tertentu juga kegiatan yang sangat cocok bagi
pembangkitan dan penilaian terhadap kecocokan tingkah laku
|
1.
Evaluasi itu efektif jika dapat
membuktikan
sampai dimana perubahan itu terjadi di
dalam
diri siswa
2.
Evaluasai sangat berguna (kondusi) bagi belajar jika ia
mendorong dan membangkitkan siswa untuk mengevaluasi diri (self-evaluation)
3.
Evaluasi itu berguna (kondusif) bagi pengajaran yang
baik jika ia mengemukakan tipe-tipe pokok dari tingkah laku yang tidak sesuai
dan sebab-sebab yang mendukungnya.
4.
Evaluasi sangat bermakna di dalam belajar jika ia
memungkinkan dan mendorong latihan atas inisiatif individu
5.
Kegiatan-kegiatan dan latihan-latihan yang dikembangkan
untuk tujuan pengevaluasian tingkah laku tertentu juga berguna bagi mengajar
dan belajar tigkah laku tertentu
|
B.
TUJUAN,
JENIS DAN FUNGSI EVALUASI
1. Tujuan
Evaluasi
Tujuan
evaluasi siswa di sekolah yang menggunakan sistem pengajaran PPSI pada dasarnya dapat digolongkan menjadi empat kategori:
1.
Memberikan
umpan balik (feedback) kepada guru sebagai dasarnya dapat memperbaiki program satuan pelajaran atau proses mengajar.
2. Menentukan hasil kemajuan belajar siswa,
antara lain berguna sebagai bahan laporan kepada orang tua
(pengisian rapor), penentuan kenaikan kelas, dan
penentuan lulus-tidaknya seorang siswa.
3. Menempatkan dalam situasi belajar mengajar
yang tepat (misalnya dalam penentuan tingkat, kelas, atu jurusan), sesuai
dengan tingkat kemampuan atau karakteristik lainnya yang dimiliki siswa.
4. Menegenal latar belakang psikologis, fisik,
dan lingkungan siswa, terutama yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar,
untuk selanjutnya dapat di gunakan sebagai dasar perbaikan dan pembimbingan.
2.
Jenis
Dan Fungsi Evaluasi
Jenis evaluasi dan
fungsinya dapat digolongkan sebagai berikut :
1.
Penilaian formatif , yakni
penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satuan pelajaran, dan fungsinya
untuk memperbaiki program satuan pelajar
2.
Penilaian sumatif, yakni penilaian yang dilakukan tiap
caturwulan atau semester (setelah siswa menyelesaikan suatu unit atau bagian
adai mata pelajaran tertentu), berfungsi untuk menentukan angka atau hasil
belajar siswa dalam tahap-tahap tertentu.
3.
Penilaian penempatan (placement) yang
berfungsi untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat.
4.
Penilaian diagnostic, berfungsi untuk
membantu memecahkan kesulitan belajar siswa
Fungsi evaluasi di dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan
dari tujuan evaluasi itu
Sendiri. Untuk mendapat data pembuktian yang akan
menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam
pencapian tujuan-tujuan kurikuler
Fungsi evaluasi
dalam pendidikan dan pengajaran dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi
1.
Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta
keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama
jangka waktu tertentu.
2.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.
3.
Untuk keperluan bimbingan dan konseling (KB).
Untuk
keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan
C.
CIRI-CIRI DAN ISI PROGRAM YANG BAIK
Ciri pokok untuk suatu program evaluasi dissuatu sekolah dikatakan baik,
antara lain :
1. Desain
atau rancangan program evaluasi itu komprehensif
2. Perubahan-perubahan
tingkah laku individu harus mendasari penilaian pertumbuhan dan perkembangannya
3. Hasil-hasil
evaluasi harus disusun dan dikelompok-kelompokkan sedemikian rupa sehingga
memudahkan interpretasi yang berarti
4. Program
evaluasi haruslah berkesinambungan dan saling berkaitan (interrelated) dengan
kurikulum
Menentukan pokok-pokok dan
ketentuan-ketentuan apa yang perlu dimuat didalam suatu program evaluasi itu
sangat sukar. Hal ini disebebkan – seperti telah disinggung dalam uraian
terdahulu – oleh tujuan khusus dari tiap jenis sekolah dan keadaan sekolah
masing masing, tidak sama.
Namun, untuk member gambaran secara
umum, beberapa pokok dan ketentuan yang kami kemukakan di bawah ini dapat
menjadi petunjuk minimal dalam penyusunan suatu program evaluasi.
1. Adanya
perumusan tujuan umum sekolah yang besangkutan seperti yang tercantum di dalam
kurikulum sekolah masing-masing
2. Perumusan
tujuan tiap mata pelajaran sesuai dengantujuan sekolah masing-masing
3. Perumusan
tujuan tiap mata pelajaran menjadi tujuan-tujuan instruksional yang jelas dan
sesuai dengan aspek-aspek pertumbuhan siswa yang dihendaki oleh tujuan
kurikulum sekolah itu.
4. Rincian
tentang aspek-aspek pertumbuhan siswa yang harus diperhatikan dalam setiap
kegiatan evaluasi seperti sikap, watak, kecakapan, pengatahuan, keterampilan,
cara berpikir, kepemimpinan, serta cara penyesuaian diri secara emosional dan
sosial.
5. Ketentuan
tentang pemilihan alat-alat evaluasi yang sesuai dan dapat di pergunakan untuk
mengevaluasi setiap aspek pertumbuhan yang dikehendaki.
6. Ketentuan
dan petunjuk – petunjuk tentang cara-cara menskor (scoring system) dan cara
mengolahnya.
7. Ketentuan
dan petunjuk – petunjuk tentang syarat – syarat kerja yang harus di perhatikan
dalam setiap tindakan evaluasi : bagaimana melaksanakannya dan alat-alat apa
yang harus dipersiapakan.
8. Ketentuan
tentang jadwal kegiatan evaluasi, yang memuat antara lain: bilamana evaluasi
harus dilakukan, berapa kali dalam tiap semester- caturwulan-bulan, aspek-aspek
mana yang perlu dievaluasi, dan alat evaluasi yang dipergunakan.
D.
PRISIP DASAR TES HASIL BELAJAR
Ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan di dalam menyusun tes
hasil belajar agar tes tersebut benar-benar dapat mengukur tujuan pelajaran
yang telah diajarkan, atau mengukur kemampuan dan atau keterampilan siswa yang
diharapkan setelah diterapkan siswa menyelesaikan suatu unit pengajaran.
1.
Tes tersebut hendaknya dapat mengukur
secara jelas hasil belajar (learning outcomes) yang telah ditetapkan sesuai
dengan tujuan instruksional.
2.
Mengukur sampel yang representative
dari hasil belajar dan bahan pelajaran yang telah diajarkan.
3.
Mencakup bermacam-macam bentuk soal
yang benar-benar cocok untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai
dengan tujuan.
4.
Didesain sesuai dengan kegunaanya
untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
5.
Dibuat seandal (reliable) mungkin
sehingga mudah diinterpretasikan dengan baik.
6.
Digunakan untuk memperbaiki cara
belajar siswa dan car mengajar guru.
Cara dan teknik penilaian
1.
Cara menila
Didalam penilaian
ada dua cara yang dapat ditempuh, yaitu:
a.
Cara kuantitatif (penilaian dalam bentuk
angka) seperti 6, 7, 45, 85
b.
Cara kualitatif (berbentuk pernyataan)
seperti baik, cukup, sedang, dan kurang.
2.
Teknik penilaian
Teknik-teknik penilaian
pengajaran di sekolah dapat berbentuk :
a.
Teknik berbentuk tes, digunakan untuk
menilai kemampuan siswa yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap,
bakat khusus (bakat bahasa, bakat bakat teknik dan sebagainya) dan bakat umum
(inteligensi)
bentuk – bentuk tes antara
lain tes hasil belajar seperti essay tes, objective test, true- false,
multiple choice, cathing, dan completion.
b.
Teknik bentuk nontes untuk menilai
sikap, minat, dan kepribadian siswa; mungkin digunakan untuk wawancar, angket
dan observasi.
E.
BENTUK-BENTUK TES HASIL BELAJAR
1.
Pengertian tes hasil belajar
Tes
hasil belajar atau achievement test ialah tes yang dipergunakan untuk
menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada
murid-muridnya, atau oleh dosen kepada mahasiswa, dalam jangka waktu tertentu.
2.
Bentuk bentuk tes hasil belajar
Achievement
test yang biasa dilakukan guru dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni
tes lisan (oral test) dan tes tertulis (written test). Tertulis dapat dibagi
atas tes essay atau essay examination
dan tes objektif atau disebut juga short-answer test
Tes objektif adalah tes yang
dibuat sedemikian rupa sehingga hasil tes itu dapat dinilai secara objektif,
dinilai oleh siapa pun akan menghasilkan skor yang sama. Tes ini disebut juga short-answer
test karena jawabanya pendek-pendek dan ringkas.
Bentuk objektif test
ada bermacam-macam, antara lain :
a.
Completion type test, terdiri atas:
1. completion test (tes
melengkapi)
2. fill-in (mengisi titik-titik dalam kalimat yang disokosongkan)
b.
Selection type test (tes yang menjawab dengan
mengadakan pilihan) yang terdiri atas:
1. True-false
(benar-salah)
2. Multiple
choice (pilihan
berganda)
3. Matching
(menjodohkan)
PERBEDAAN TES OBJEKTIF DAN
TES ESSAY
DITINJAU DARI
|
TES OBJEKTIF
|
TES ESSAY
|
Taksonoi
hasil yang diukur
|
Baik untuk mengukur
hasil belajar tingkat knowledge comprehension, aplikasi, dan analisis.
Tidak cocok
untuk tingkat sintesis dan evaluasi
|
Tidak
efisien untuk knowledge.
Baik untuk
komprehensi, aplikasi dan analisis .
Sangat baik
untuk tingkat sintesis dan evaluasi
|
Sampling
Isi/bahan
|
Karena
menggunakan jumlah item yang banyak, dapat mencakup atau mewakili bahan
pelajaran yang luas pula.
|
karena
menggunakan jumlah soal yang relative
kecil hanya mencakup bahan yang terbatas (tidak) dapat mewakili isi
bahan yang luas
|
Persiapan membuat soal
|
Mempersiapkan
item adalah yang sukar dan memakan waktu
|
Mempersiapkan
item yang baik adalah sukar, tetapi lebih mudah daripada mempersiapkan soal
objektif
|
Pensokoron
|
Objektif, sederhana, dan keandalannya tiggi.
|
Subjektif, sukar dan kurang andal
|
Kemungkinan
|
Mendorong
siswa untuk mengingat, menginterpretasikan, dan menganalisis ide-ide orang
lain
|
Mendorong
siswa untuk mengorganisasi dan menginterpretsikan ide-idenya sendiri
|
3.
Syarat Syarat Menyusun Tes Objektif
1.
Tiap-tiap bentuk tes objektif harus
didahului dengan “petunjuk “, bagaimana
cara mengerjakan tiap-tiap soal dari tes yang bersangkutan.
2.
Jumlah dan jenis soal hendaklah
berdasarkan “tabel spesifikasi” atau kisi-kisi yang telah dibuat atau
direncanakan sebelumnya.
3.
Deskripsi masalah yang dikemukakan
sebagai pernyataan (statement atau stem) harus jelas, terungkapkan dengan
bahasa dan tata kalimat yang baik.
4.
Gunakanlah sedapat mungkin bentuk
kalimat positif; dan apabila menggunakan bentuk ingkar (negative), tulislah
kata-kata yang menyatakan keinginan karena itu seperti : TIDAK, BUKAN, dan
KECUALI dengan huruf besar
5.
Dalam mengungkapkan permasalahan hendaknya
dihindarkan penggunaan kata yang
bersifat "tidak tentu" (indefinit) seperti: kebanyakan, pada umumnya, dan kadang-kadang sehingga menimbulkan
tafsiran yang mem-bingungkan atau
bahkan subjektif bagi responden.
6.
Dalam menyusun soal hendaknya diusahakan agar
tidak terdapat ungkapan atau susunan kalimat yang jelas memberikan petunjuk
tentang jawabannya. Kata-kata
atau ungkapan yang digunakan sebagai pilihan jawaban (option atau alternatif jawaban) hendaknya homogen
dalam arti seimbang mak-nanya maupun susunan katanya.
7.
Usahakan agar kunci jawaban tidak selalu
terletak pada urutan yang sama {menuruti pola urutan tertentu), tetapi hendaknya dikacau sedemikian
ru-pa sehingga sulit
bagi responden untuk menerkanya
8.
Distribusi jawaban hendaknya diusahakan agar
merata dan seimbang jum-lahnya. Misalnya soal pilihan ganda: jawaban yang benar jangan hanya (B) dan (D), tetapi merata meliputi (A), (B),
(C), (D), dan (E) dengan pro-porsi yang agak imbang, tetapi jangan sama banyak.
9.
Hindarkanlah alternatif jawaban (distraktor,
pengecoh) yang tidak ada hu-bungannya dengan permasalahan yang ditanyakan karena hal itu akan mem-permudah responden atau testee dalam
menentukan jawaban mana yang benar.
10. Sedapat
mungkin hindarkan soal-soal yang-saling berhubungan satu dengan yang lain (interdependent).
11. Usahakan
agar soal-soal dalam tes yang disusun mencakup berbagai aspek penalaran seperti pengetahuan hafalan, pengertian
atau pemahaman, apli-kasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. (Hal ini akan
diuraikan lebih lanjut!)
12. Option atau
alternatif jawaban - terutama untuk pilihan ganda - sebaiknya
disusun vertikal karena, di samping
kelihatan indah dan jelas bagi
testee, juga mempermudah mengoreksinya.
testee, juga mempermudah mengoreksinya.
4.
Beberapa Model Tes Tilihan Ganda
Multiple (Choice)
Untuk memberikan gambaran yang lebih
jelas, berikut ini diberikan beberapa
Contoh model tes pilihan ganda yang
sekarang sudah banyak dipakai dan
dikembangkan untuk keperluan
ujian-ujian sekolah , terutama ujian akhir
semester dan ujian akhir sekolah
serta ujian masuk perguruan tinggi.
Bebrapa model yang akan
diuraikan disisni adalah :
1.
Melengkapi pilihan ,
2.
Analisis hubungan antarhal,
3.
Analisis khusus,
4.
melengkapi berganda, dan
5.
pemakaian diagram
1.
Melengkapi Pilihan
soal dalam
bentuk ini terdiri atas kalimat pokok yang berupa pernyataan yang belum lengkap
diikuti oleh empat atau lima kemungkinan jawaban yang dapat melengkapi
pernyataan tersebut. Responden atau testee diminta untuk memilih salah satu
dari kelima kemungkinan jawaban yang tersediah.
Dalam bentuk ini hanya ada satu
jawaban benar, yang disebutkan pula pada petunjuk soal.
2.
Analisis hubungan dalam bentuk ini,
soal terdiri atas satu kalimat pernyataan yang diikuti oleh satu kalimat alasan.
Dinyatakan apakan pernyaan itu benar dan apakah alasan itu benar.
Apila pernyataan dan alasan kedua-duanya benar, lalu
dipikirkan apakah pernyataan itu disebabkan oleh alasan yang diberikan ataukah pernyataan
itu tidak disebabkan oleh alasan itu . dengan kata lain, apakah ada hubungan
antara pernyataan dan alasan. Untuk lebih jelanya, perhatikan contoh di bawah
ini beserta petunjuknya.
3.
Analisis kasus
Soal tes bentuk ini merupakan simulasi keadaan nyata;
jadi, seolah-olah yang diuji diharapkan kepada keadaan sebenarnya. Kasus yang diberikan biasanya berupa certa
atau uraian tentang kejadian, situasi, proses dan hasil percobaan ataupun
penelitian, yang ada hubungannya dengan bidang studi atau mata pelajaran yang
akan diujikan. Dari satu kasus dapat dibuat lebih dari satu pertanyaan atau
soal, tetapi dapat pula tiap pertanyaan atau soal di dahului oleh satu kasus.
4.
Melengkapi barganda, disebut juga
asosiasi pilihan ganda
Pada hakikatnya bentuk soal ini hamper sama dengan
bentuk soal “melengkapi pilihan”, yaitu satu pertanyaan yang tidak lengkap yang
diikuti dengan beberapa kemungkinan. Perbedaannya ialah, pada bentuk
“melengkapi berganda” ini kemungkinan yang benar satu, dua, tiga, atau empat.
5.
Analisis
Soal bentuk ini mempermasalahkan gambar, diagram,
grafik , dan sejenisnya. Yang dinyatakan
adalah kelainan, keadaan, atau gejala yang terungkap didalamnya. Permasalahan
diajukan dengansuatu gambar, diatram, atau grafik yang bersangkutan. Bentuk
soalnya sama dengan bentuk “ melengkapi lima pilihan”.
5.
Mempersiapkan Tes Essay
1. Tentukan bahwa siswa
tidak akan menjawab terlalu banyak atauterlalu panjang
sehingga waktu tidak cukup
2. jika beberapa soal
essay akan diberikan, usahakan agar ada rentangan kesukaran
3. kebanyakan tes yang
diberikan di kelas (classroom test) menuntut semua siswa
untuk menjawab soal-soal yang sama.
1. Tulislah
seperangkat petunjuk umum bagi tes teresebut
2. Specific
the point for each guestion on the test
3. Caran
Menyusun Soal Essay
Untuk menyusun soal-soal essay
yang lebih efektif, perlu kiranya guru atau pembuat tes memperhatikan
saran-saran seperti berikut
1.
Sebelumj memulai soal yang maksud, hendaknya jelas
dalam pikiran kita proses mental manakah yang kita harapkan dari murid untuk
menjawab soal tersebut.
2.
Gunakanlah bahan-bahan atau himpunan bahan-bahan dalam
menyusun soal-soal tersebut.
3.
Tulislah pertanyaan atau soal essay itu sedemikian
rupa sehingga tugas apa harus dilakukan siswa jelas dan tidak mempunyai arti
ganda (ambiguous) bagi setiap murid
4.
Ushakan agar soal essay yang kita susun itu
benar-benar dapt menimbulkan perilaku (behaivor) yang kita kehendaki untuk
dilakukan oleh siswa.
5.
Soal essay berhubungan dengan hal-hal yang merupkan
“controversial issue” dalam masyarakat.
6.
Sesuaikan panjang-pendeknya dan
kompleksitas jawaban dengan tingkat kematangan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah mambaca, menelah dan mengkaji
makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu proses yang
sistematis yang bertujuan untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta
keberhasilan siswa setelah melakukan kegiatan belajar selam jangka waktu
tertentu.
Evaluasi berkaitan erat dengan
pengajaran karena evaluasai dapt menilai sejauh mana pemahaman seswa alam
mempelajari materi-materi yang diajarkan guru. Evaluasi hasil belajar dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk tes,
antara lain tes objektif dan tes essay. Tes objektif adalah tes yang dapat
dinilai secara objektif meliputi pilihan ganda. (multiple choice), benar-salah
(true - fals), menjodohkan (matchng), dan sebaginya.
Tes essay adalah tes yang berbentuk pertanyaan tulisan
Teknik evaluasi yang benar harus dikuasai oleh guru
untuk pemperbaiki cara mengajar dan membantu siswa meningkatkan cara belajarnya
dan peningkatan mutu pendidikan
B. SARAN
Sebagai seorang calon pendidik, kita harus menguasai metode
evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang baik agar kita dapat mengevaluasi
siswa dengan baik sehingga penilaian yang diberikan benar-benar objektif.
DAFTAR
PUSTAKA
Purwanto, M.ngalin, Drs.
MP. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik
Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika
Syahruni Syam
Mutmainnah
Sri Wahyuni
Nurdini
Nur Alamsyah
Jurusan Pendidikan Matematika 07 D
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar